Janu menahan napas, menatap pintu dengan frustrasi. Chalia buru-buru merapikan blouse-nya.Seorang perawat muda mengintip dari balik daun pintu.“Dokter... maaf... barusan ada kabar dari IGD.”Wajah perawat itu tegang.“Istri Dokter Janu... Ibu Nora. Kondisinya kritis. Dia datang sendiri dan sekarang sedang ditangani tim gawat darurat. Kata dokter jaga, keadaannya bisa memburuk kapan saja.”Sejenak, ruang praktik terasa hening. Detik menggantung di udara.Janu berdiri diam. Matanya menatap si perawat dengan ekspresi kosong. Lalu perlahan seolah baru menyadari arti kabar itu, ia menarik napas dalam-dalam, lalu menggenggam kepala.“Ya Tuhan ….”Suara itu pelan, serak, seperti dari seseorang yang sedang dihantam kesedihan besar.Chalia memegang lengannya. “Janu.”“Aku harus ke sana,” gumamnya.Matanya berkaca-kaca. Tapi dalam hatinya ada ledakan kecil dari kepuasan yang keji.Akhirnya. Ini dia. Kau berhasil, Janu!Dia mengangguk sekali ke arah perawat, lalu melangkah cepat ke luar ruanga
Last Updated : 2025-07-05 Read more