“Nggak boleh. Esme nggak boleh bekerja. Dia harus menemani aku,” tukas Reinan. Sebagai bentuk protes, ia meletakkan sendok di piring, sehingga menimbulkan bunyi dentingan yang memekakkan telinga.Melihat hal itu, semua yang ada di meja makan terkejut, tak terkecuali Esme. Ia tidak menyangka bahwa Reinan akan bereaksi sekeras itu untuk menentang keputusan ibunya.Pria itu mendorong kursinya ke belakang, bersiap berdiri, namun tangan Nyonya Tania segera menahan lengannya.“Mau ke mana, Rein? Makanmu belum selesai.”“Aku nggak mau makan di sini. Mama akan mengambil Esme dariku, lalu aku sendirian lagi,” ucapnya kesal, wajahnya merengut seperti anak kecil yang kehilangan mainan.“Jangan marah, Sayang,” bujuk ibunya lembut. “Mama hanya ingin Esme tidak berdiam diri di paviliun. Saat dia bekerja, kamu bisa bersama Kailash. Sore nanti, dia tetap menemanimu.”Nelson, yang duduk di seberang meja, ikut menimpali, “Benar, Rein. Esme hanya membuat parfum sebentar, lalu pulang.”“Pokoknya tetap ng
Terakhir Diperbarui : 2025-08-12 Baca selengkapnya