Meski tubuhnya menggigil kedinginan, Esme berusaha bangkit dari bathtub yang masih kosong. Dengan tergesa, ia menyibakkan helai rambut basah dari wajah. Mencoba menyembunyikan kegugupan di balik alasan yang cepat ia temukan.“Aku... aku harus mengisi bathtub dulu dengan air hangat,” ucap Esme terbata, menunduk agar Reinan tak melihat rona wajahnya yang bersemu.“Aku bisa membantumu menyiapkan air," jawab Reinan, menyipitkan mata.Esme buru-buru menggeleng. Jemarinya yang pucat meremas tepian bathtub. “Nggak perlu. Kamu tunggu saja, dan balikkan badanmu.”Kening Reinan berkerut, rautnya polos, seperti anak kecil yang tidak mengerti. “Untuk apa harus balik badan?”Esme membeku, wajahnya semakin panas. Ia tahu betul, pertanyaan itu tidak seratus persen polos. Ada nada menguji yang sengaja diselipkan.“Karena aku mau lepas baju. Aku malu kalau kamu melihatku."Reinan terdiam sesaat, matanya menelusuri wajah Esme yang terlihat gemetar menahan dingin. Lalu dengan nada lembut, ia berkata,
Terakhir Diperbarui : 2025-08-19 Baca selengkapnya