Setelah pesanan besar dari kantor sukses, aku dan Arga duduk berdua di teras kios sambil menghitung sisa bahan baku dan mencatat laba bersih di buku kas.“Ga, kalau pesanan begini terus, kita butuh orang tambahan,” ucapku sambil menutup buku catatan.Arga mengangguk.“Aku juga mikir gitu, Ran. Rika dan Putri luar biasa, tapi kalau cateringnya makin besar, mereka nggak cukup. Apalagi kamu juga harus pegang media sosial dan catatan keuangan.”Aku termenung. Usaha rumahan kami memang makin ramai, tapi pekerja tetap hanya empat orang, termasuk aku dan Arga. Lelah luar biasa terasa di badan. Tapi rasa syukur menutup semua letih itu.“Kalau nyari pegawai baru, kita harus bener-bener pilih orang yang jujur, mau kerja keras, dan mau belajar resep Sambal Arsya,” kataku.Arga tersenyum,“Aku kenal adik sepupuku, Intan. Dia baru lulus SMA, belum dapat kerja, orangnya rajin. Mau coba panggil dia?”Aku mengangguk mantap.“Coba ajak ke sini. Kalau dia cocok, kita ajari pelan-pelan. Nanti kalau Samb
Last Updated : 2025-08-26 Read more