All Chapters of Legenda Kaisar Naga: Chapter 11 - Chapter 20

"Aku hanya ingin klan ye melindungi dan menjaga keamanan kota bulan," jawab walikota. "Baiklah, aku setuju." Setelah maksud dan tujuannya tercapai, walikota kemudian kembali pulang, tidak berlama-lama di markas klan ye. Ye Chen kemudian kembali mendekati Ye Lili. "Li'er apa Li'er sudah menguasai teknik hujan panah suci?" Ye Lili hanya menghela nafas. "Hujan panah suci sangat sulit dilakukan," jawabnya. "Li'er harus semangat! Li'er pasti bisa melakukannya," ucap Ye Chen. "Baik Chen gege, Li'er akan pulang dulu untuk meningkatkan energi qi. Energi qi Li'er hampir terkuras habis setelah mempraktikkan teknik hujan panah suci." "Baiklah," balas Ye Chen sambil mengelus-elus kepala Ye Lili. Ye Lili pun tersenyum senang dan kembali ke kediamannya dengan perasaan bahagia karena telah diberikan teknik tingkat tinggi oleh Ye Chen. Sepeninggalan Ye Lili, Ye Chen kembali masuk kedalam rumahnya. "Chen'er, ini kertas dan pena yang kamu butuhkan, ayah menitipkannya kepada ibu." Li

Tiga ekor singa putih ditingkatan emas mendekat ke arah Ye Chen. Bukannya takut, Ye Chen malah tersenyum senang, pasalnya kristal jiwa dari ketiga binatang spirit itu dapat dia gunakan untuk berkultivasi. Ye Chen kemudian menyambut ketiga singa putih dengan pedang berkarat miliknya. Saat singa putih itu mencoba mencabik-cabiknya, Ye Chen dengan sigap menebas ketiganya. "Apa binatang spirit di gunung ini sangat lemah?" gumamnya sambil tersenyum kemudian mengambil tiga kristal jiwa yang keluar dari tubuh singa putih tersebut, sementara dagingnya kembali dia simpan di cincin ruangnya sama seperti daging beruang api. Ye Chen kemudian duduk di bawah pepohonan yang rindang. Dia berkultivasi dengan menyerap kristal jiwa beruang api dan tiga kristal jiwa singa putih. Menurut Ye Chen, energi keempat kristal jiwa itu sangat tipis karena berasal dari binatang spirit tingkat rendah, namun dia cukup yakin kristal jiwa itu mampu meningkatkan kultivasinya. Kristal jiwa merupakan salah satu

"Kakak Chen akan mencoba mengobati ayah," jawab Su Mei. "Apa kamu yakin? Kita sudah mencari tabib kemana-mana tapi tidak ada satupun yang bisa menyembuhkan ayahmu," kata Su Bimbim. "Biarkan kakak chen mencobanya bu," balas Su Bimbim. "Tidak, bagaimana jika ayahmu menjadi semakin parah?" tolak Su Bimbim. Su Mei mendekat ke ibunya, kemudian berbisik. "Kakak chen berasal dari klan ye." Mendengar hal itu, Su Bimbim tersedak. " Benarkah itu?" tanya Su Bimbim dianggukkan oleh Su Mei. Su Bimbim akhirnya luluh setelah mengetahui jika Ye Chen berasal dari klan ye. Dia malah bermaksud menjilat kepada Ye Chen. "Nak Chen, ayu kemari! cobalah periksa kondisi suamiku!" kata Su Bimbim. "Baik bu," jawab Ye Chen. "Bagus, bagus, panggil saja aku ibu! Nak chen belum punya calon istrikan? Jika nak chen berhasil menyembuhkan suamiku, aku akan menikahkanmu dengan Mei'er," ucap Su Bimbim. Mendengar hal itu, muka Su Mei langsung merah padam karena malu. "Apa yang ibu bicarakan? Su Mei mas

"Kakak chen, bagaimana ini?" Su Mei khawatir mendengar ancaman Mo Li. "Jangan pedulikan klan mo, apa Mei'er lupa jika kakak chen berasal dari klan ye?" Ye Chen berusaha menenangkan Su Mei. "Apa klan ye tidak akan tinggal diam jika klan mo bermacam-macam dengan klan su?" tanya Su Mei. "Tentu saja." Ye Chen mengangguk. "Mulai saat ini klan su adalah sekutu klan ye," lanjutnya. Su Mei menjadi sedikit lega mendengar hal itu dari Ye Chen. Mereka berdua kemudian tidak menunda-nunda waktu memasuki assosiasi matahari. "Aku ingin membeli rumput darah dan teratai ungu," kata Ye Chen kepada pelayan setelah memasuki assosiasi matahari. Pelayan kemudian mengambilkan herbal yang diinginkan oleh Ye Chen itu. "Total semuanya adalah 150 koin emas," katanya. Ye Chen akan membayarnya, namun Su Mei menepisnya. "Biarkan Mei'er yang membayarnya," ucap Su Mei. Rumput darah dan teratai ungu adalah keperluan pengobatan untuk ayahnya. Su Mei merasa tidak pantas jika Ye Chen yang membayarnya.

Melihat adanya sayembara, puluhan pendekar hebat tertarik dengan hadiahnya. Mereka kemudian berduyun-duyun menuju kediaman walikota pelangi. Ye Chen yang juga menginginkan hadiah, juga turut mengikuti para pendekar hebat itu untuk menemui walikota pelangi. Setelah sampai di kediaman walikota, para pendekar hebat itupun bertanya, "walikota, apa yang terjadi dengan putrimu?" "Bandit lembah hitam telah menculik putriku," jawab walikota. Mendengar nama bandit lembah hitam, puluhan pendekar hebat itu melangkah mundur. "Aku tidak akan ikut campur dengan mereka." Puluhan pendekar hebat itu ternyata takut dengan bandit lembah hitam. Sementara Ye Chen, dia masih berdiri di tempatnya berada. Salah satu pendekar hebat berusaha menarik Ye Chen agar ikut mundur. "Saudara, bandit lembah hitam terkenal akan kehebatan dan kekejamannya, lebih baik kamu mengundurkan diri," katanya. Ye Chen menepis pendekar hebat yang menariknya mundur. "Aku akan menyelamatkan putrimu, di mana markas bandi