Alya kembali ke rumah dengan pikiran yang berdengung. Arka sudah menunggunya, bisa melihat dari ekspresi istrinya bahwa sesuatu yang besar telah terjadi. Setelah Alya menceritakan isi pertemuannya dengan Seraphina, Arka hanya bisa terdiam, mencoba mencerna perubahan drastis di papan catur mereka.“Jadi… kita akan berperang,” kata Arka akhirnya, lebih sebagai sebuah pernyataan daripada pertanyaan.“Malam ini,” jawab Alya. “Kita akan menyusun rencana.”Sesuai kesepakatan, pertemuan itu tidak diadakan di rumah Alya atau Seraphina. Arka, dengan sumber dayanya, telah memesan sebuah presidential suite di hotel bintang lima yang paling privat di Jakarta, di bawah nama perusahaan cangkang. Ini adalah wilayah netral, sebuah benteng sementara yang tidak bisa ditembus oleh mata-mata Sandra.Saat Alya dan Arka tiba di suite yang mewah dan sunyi itu, Seraphina sudah menunggu. Ia kembali mengenakan pakaian CEO-nya, sebuah setelan celana berwarna gading yang tajam. Wajahnya ke
Terakhir Diperbarui : 2025-10-07 Baca selengkapnya