Semangat Alya yang membara dari hari sebelumnya terus berlanjut. Untuk pertama kalinya, ia tidak merasa tertekan oleh tumpukan pekerjaan. Sebaliknya, ia merasa tertantang. Proposal yang ia susun kini bukan lagi sekadar tugas, melainkan proyek pribadinya yang ia kerjakan dengan sepenuh hati.Pagi itu, di pantry saat mengambil air, ia bertemu Nindya.“Wih, muka lo cerah banget hari ini, Ly. Beda sama kemarin-kemarin yang kusut kayak cucian belum kering,” sapa Nindya ceria.Alya tertawa. “Lagi semangat aja, Nin. Oh iya, soal festival musik akhir pekan ini…”“Kenapa? Jangan bilang lo nggak jadi!” potong Nindya dengan wajah panik yang dibuat-buat.“Jadi, kok! Kak Dani udah ngirim detailnya. Aku cuma mau nanya, enaknya pakai baju apa, ya? Aku nggak punya baju buat nonton konser.”“Gampang itu, mah! Nanti gue bantu pilihin. Yang penting lo siapin mental buat seneng-seneng. Udah lama kan lo nggak refreshing?”Saat mereka sedang asyik tertawa dan membicarakan rencana akhir pekan mereka, Alya t
Terakhir Diperbarui : 2025-07-11 Baca selengkapnya