Riana menggeser kursinya sedikit menjauh, matanya menolak bertemu dengan tatapan pria itu. Dadanya terasa sesak, napasnya pendek. Bayangan di rooftop kembali muncul di kepalanya, begitu jelas hingga ia bisa merasakan dinginnya angin malam yang menusuk kulitnya. Dina mencondongkan tubuh, jemarinya menyentuh punggung tangan Riana dengan lembut."Riana, dengar aku. Dia tidak akan menyakitimu," ujar Dina pelan, nadanya terukur, hampir seperti menghipnotis. "Kita di sini semua untuk tujuan yang sama. Aku ada di pihakmu.""Aku... nggak yakin, Aku ga percaya sama dia," jawab Riana dengan suara rendah. Pria itu akhirnya duduk, menyandarkan punggungnya pada kursi. "Aku paham kau ragu," katanya, suaranya tenang namun ada tekanan yang membuat Riana tetap waspada. "Tapi dengarkan rencanaku dulu sebelum kau memutuskan."Riana tetap diam, jari-jarinya meremas ujung serbet di pangkuannya."Clarissa dan Brian akan bertemu untuk makan malam. Kita biarkan makan malam antara mereka, kemungkinan besar
Last Updated : 2025-08-10 Read more