Jiwa Kekasihku di Tubuh Suamiku

Jiwa Kekasihku di Tubuh Suamiku

last updateLast Updated : 2025-06-29
By:  KiraYumeOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
5Chapters
20views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Alana Putri Valestra punya segalanya, kecuali kendali atas hidupnya. Dipaksa menikah demi menyelamatkan bisnis keluarga, ia menolak tunduk dan memilih melarikan diri bersama pria yang ia cintai. Pelarian itu berubah menjadi mimpi buruk saat kekasihnya tewas dalam kecelakaan yang melibatkan pria yang harus jadi suaminya. Brian Ravenshade. Namun setelah menikah, kekasihnya justru kembali dalam bentuk yang tak ia inginkan. Apakah ini hanya halusinasi tingkat tinggi. Atau ... keajaiban yang menuntut pengorbanan?

View More

Chapter 1

Bab 1. Pelarian

“Sayang, kamu menangis?”

Alana yang berdiri di pojok ruangan langsung berlari ke dekapannya. Chandra dengan cekatan memeluknya, terheran karena bahu Alana berguncang hebat.

“Apa yang terjadi?”

Alana menatapnya sejenak. Wajahnya pucat. Matanya merah. Butuh beberapa detik sebelum Alana bicara.

"Ayah… Memberiku ultimatum semalam," suaranya nyaris seperti bisikan. “Valestra Group diambang kebangkrutan. Aku ga tahu sejak kapan, Tapi tadi Ia berkata ... satu-satunya cara menyelamatkan semuanya adalah dengan menjualnya ke Ravenshade.”

Chandra mendengarkan. Napasnya mulai berubah.

Alana melanjutkan. “Tapi mereka bukan cuma mau perusahaan. Mereka mau ... aku.” 

“Aku harus menjadi pendamping putra mereka, menikah dengan Brian Ravenshade sebagai bagian dari kesepakatan. Kalau nggak … Ratusan karyawan kehilangan pekerjaan.”

Alana menunduk. “Ayah bilang ini pengorbanan yang harus aku lakukan demi keluarga. Demi perusahaan. Demi semua orang.” Air matanya menetes. 

Chandra mengulurkan tangan, menggenggam jemari Alana yang dingin dengan kuat. 

“Alana, denger. Nggak ada siapa pun di dunia ini, yang punya hak mutusin hidup kamu,” katanya pelan, tapi pasti. “Aku ga akan ngebiarin mereka merebutmu gitu aja.”

Alana menarik napas panjang. Suaranya lebih tenang saat berkata, “Aku tahu. Kalau mereka bisa bikin keputusan seenaknya ... kita juga bisa.”

Chandra menatapnya dalam-dalam. “Apa maksudmu?”

Alana mengangguk kecil, lalu berbisik, “Kita pergi. Kita bangun hidup baru jauh dari mereka. Berdua. Kamu mau kan?”

Chandra tidak membalas dengan kata-kata. Ia hanya mengeratkan genggaman tangannya. Itu cukup.

Mereka tidak tahu ke mana atau bagaimana. Tapi yang pasti, mereka harus meninggalkan semua ini. Cinta mereka bukan bagian dari perjanjian bisnis mana pun.

Mereka tidak perlu menunggu lama, mereka segera menyusun pelarian.

“Kata ayah,” ujar Alana sambil membuka tabletnya, “Jet pribadi Brian Ravenshade dijadwalkan mendarat besok, jam dua siang. Penerbangan langsung dari Tokyo.”

Alana menatap layar tanpa benar-benar membaca isinya.

Chandra memotong. “Oke, kita pergi jam tiga sore. Saat semua perhatian mereka tertuju padanya.”

Ia menoleh, mencari reaksi Alana. “Kita jadikan ini sebagai ... simbol. Balasan atas kesemena-menaan mereka.”

“Kita ketemu dimana?” tanya Alana tegas.

Chandra tidak ragu. “Taman tempat aku nembak kamu.”

Alana mengangguk. Tidak ada pilihan yang lebih tepat. Di sana, kisah mereka bermula. Dan sekarang mereka akan memulai ulang lagi dari sana.

Malam itu Alana tidak tidur. Ia mengulang-ulang rencana di kepalanya, membayangkan setiap langkah, setiap kemungkinan. Tapi tidak sekalipun ia merasa ragu.

Pagi berikutnya, rumah terasa berbeda. Bagi Alana semuanya terasa lebih mencekam.

Ayahnya, Silvano Valestra sudah duduk di ruang makan, Ia sedang membahas detail penyambutan Brian dengan salah satu asisten yang berdiri di sisi meja. Nadanya lugas, formal, dan dingin.

Ibu dan adiknya juga ikut sarapan. Wajahnya tanpa cela, tapi mata mereka memindai Alana dari ujung rambut ke kaki.

“Tim penyambutan sudah siap di bandara,” kata Ayahnya sambil melipat koran. “Jet Brian akan mendarat tepat pukul dua siang sesuai rencana. Dia langsung ke hotel, baru kesini untuk makan malam bersama. Semuanya harus sempurna.”

Alana menahan mualnya dengan mengunyah perlahan. Ia hanya mengangguk pelan dan menelan rasa sesak yang menggumpal di dada.

Dina mengangkat wajah dari ponselnya, lalu menoleh ke arah ayahnya.

“Ayah yakin? Kak Alana kan ... sudah punya kak Chandra,” ucapnya pelan. “Kalau mau gadis Valestra, aku bersedia gantiin kakak … kalau itu bisa nyelamatin perusahaan.”

Keheningan sesaat mengisi ruang makan.

“Ini bukan tentang rela atau nggak,” kata Silvano akhirnya, “Ayah Brian sudah menyebut nama Alana sejak awal. Kita ga berada dalam posisi tawar.”

Ibunya menimpali tanpa menoleh ke siapa pun. “Lagipula ya, siapa sih Chandra? Arsitek lepas tanpa nama, masa depannya ga jelas. Dibandingkan Brian? Jauh banget lah.”

Setiap kata itu terasa menusuk Alana. Tapi juga memperkuat tekadnya.

Setelah selesai, ia berpamitan dengan alasan klien VIP ingin berkonsultasi langsung. Tidak seorang pun mempertanyakan, bahkan ayahnya hanya mengangguk sambil menatap layar ponselnya.

Ransel kecil berisi dokumen, uang tunai, dan beberapa potong pakaian sudah diselipkan ke dalam bagasi sebelumnya, lewat bantuan Riana, asisten pribadinya yang setia dan diam-diam membantu.

Alana melangkah keluar tanpa menoleh. Ia tidak menggunakan mobil pribadi. Taksi online yang ia pesan datang lima menit kemudian. Supirnya ramah, tidak banyak bicara.

Saat kendaraan itu melaju perlahan meninggalkan gerbang rumah besar yang selama ini mengurungnya, Alana tidak bisa menahan diri untuk menoleh.

Jantungnya berdebar kencang. Ada kecemasan yang tajam, menusuk, menekan.

Tapi di sela-sela itu, muncul rasa yang lain. Rasa yang belum pernah ia kenali sebelumnya. Sensasi ringan... hampir seperti terbang.

Kebebasan.

Tak lama, Sebuah pesan masuk. Alana membuka ponselnya dengan tangan gemetar yang tak ia sadari sejak tadi. 

"Aku udah jalan. Bentar lagi kita ketemu ya. Aku nggak sabar."

Ia menatap kata-kata itu beberapa detik lebih lama dari yang perlu. Sebuah penegas bahwa ia tidak sendiri. Bahwa keputusannya bukan keputusasaan, tapi keberanian.

Bangku kayu di bawah pohon rindang itu masih ada, tak berubah. Tempat itu dulu menyaksikan Chandra dengan tangan gemetar menyatakan cinta untuk pertama kalinya, dan Alana menerima dengan air mata bahagia. Kini, tempat yang sama akan menyaksikan permulaan baru mereka.

Ia duduk. Punggungnya tegak, napasnya pendek-pendek. Waktu di ponselnya menunjukkan pukul dua lima puluh lima. Lima menit menuju kebebasan.

Getaran kedua datang. Alana membuka layar.

"Aku udah sampai, tinggal nyebrang ke taman."

Alana langsung berdiri. Matanya menyapu jalanan di depannya. Lalu ia melihatnya.

Di seberang jalan, Chandra melambaikan tangan. Wajahnya teduh, lega. Pandangannya tertuju padanya, utuh. Ia melangkah pelan, bersiap menyeberang saat lampu lalu lintas berubah.

Alana mengangkat tangannya setengah, bibirnya mulai tersenyum. 

Tapi tiba-tiba, Suara decitan ban memecah keheningan. Tajam. Mendadak. Memekakkan.

Semua orang menoleh. Sebuah sedan melaju liar tidak terkendali. Mobil itu oleng ke arah kiri, langsung menuju trotoar tempat Alana berdiri.

Tubuh Alana membeku. Ia tidak bisa bergerak. Udara mendadak menghilang dari paru-parunya. Matanya terpaku pada mobil yang semakin mendekat. kepanikan menggulung cepat di dalam tubuhnya.

Dari seberang jalan, Chandra melihat semuanya. Sorot matanya melebar. Tangannya terangkat, dan dari jauh, berteriak.

“ALANA, AWAS!”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
5 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status