Kerumunan makin riuh. Sorakan dan tepuk tangan bermunculan dari segala arah, sebagian mahasiswa bahkan berteriak memberikan dukungan kepada Hailey, seolah mereka sedang menyaksikan pertandingan tinju dadakan.Sherin panik bukan main. Ia cepat-cepat menarik lengan sahabatnya. “Hailey, jangan! Kita bisa kena skors kalau bikin keributan!”“Tapi dia yang mulai duluan!” protes Hailey, masih menatap Alvin seolah siap menerkamnya.Alvin mendengus sinis. “Aku tidak takut sama kamu, gadis barbar. Ayo pukul aku,” tantangnya seraya menyodorkan wajahnya.“Bocah tengik! Oke, kamu yang minta!” Hailey sudah mengangkat tinjunya, siap mengeksekusinya.Namun, Sherin kembali menahannya dengan kedua tangan. “Hailey, stop!”“Sherin, lepaskan aku! Aku mau hajar bocah itu biar tahu rasa!” pekik Hailey, meronta liar di dalam pelukan erat Sherin.Sherin yang mulai putus asa akhirnya membentak, “Cukup, Hailey! Bagaimana kalau ayahmu tahu masalah ini, hah?!”Gerakan Hailey spontan terhenti. Meskipun napasnya m
Terakhir Diperbarui : 2025-11-22 Baca selengkapnya