Meski tak sepenuhnya sadar, Caca masih bisa mendengar samar-samar suara jeritan Satya yang memanggil nama Maura… Tubuhnya terasa ringan, seperti melayang, digendong entah oleh siapa. Di antara kabut pikirannya yang kacau, ia bisa menangkap potongan suara, panik, tergesa, penuh kekhawatiran.“Cepat, jangan biarkan Tuan Satya mengejar,” suara berat itu milik Raga.“Darahnya banyak sekali… Astaga, kenapa bisa separah ini?” Suara perempuan itu lirih adalah Leni, pelayan wanita yang kini terdengar nyaris menangis.Langkah kaki terburu-buru menggema di lorong panjang.“Jangan sampai dia sadar sekarang. Kalau Satya lihat… dia bisa meledak lagi,” gumam Raga di antara desah napasnya yang berat.Caca ingin membuka mata, ingin bicara. Tapi kelopak matanya terasa berat. Kepalanya berdenyut nyeri, tubuhnya lunglai tak berdaya. Tapi suara-suara itu menembus ke dalam hatinya, menimbulkan tanya, menyisakan ketakutan.Siapa Maura? Kenapa Satya terus memanggilnya? Dan… kenapa semua orang tampak begitu
Last Updated : 2025-08-06 Read more