Raelyn menatap kakaknya yang berdiri di ambang pintu, ekspresinya begitu serius hingga membuat udara di dalam kamar terasa berat. Ia tersenyum tipis, sebuah senyum yang penuh dengan pemahaman yang melampaui usianya, seolah ia bisa melihat langsung ke dalam badai yang berkecamuk di benak Rayden."Aku tahu," katanya lembut, suaranya yang jernih memecah keheningan. "Ini tentang kepergianmu, kan?"Rayden tertegun sejenak oleh intuisi adiknya. Ia mengira harus memulai percakapan ini dengan hati-hati, menyusun kata-kata yang tidak akan menyakitinya. Namun Raelyn, seperti biasa, selangkah lebih maju darinya. Ia masuk dan menutup pintu di belakangnya, lalu duduk di kursi di samping jendela, tempat Raelyn kini sering menghabiskan waktunya menatap dunia luar yang telah lama hilang darinya.Cahaya senja yang keemasan menyusup melalui kaca jendela, menyinari profil mereka dan menaburkan debu-debu emas di udara yang tenang."Bukan hanya itu," jawab Rayden pelan, matanya menatap ke luar, pada bayan
Last Updated : 2025-08-06 Read more