Brielle sudah bisa menebak bahwa Madeline memanggilnya pasti karena masalah kuota itu.Begitu dia duduk, Madeline menampakkan raut penuh rasa bersalah. "Brielle, awalnya kuota ini memang ingin kuberikan padamu.""Bu, aku mengerti. Aku akan menunggu kesempatan berikutnya."Madeline tampak berpikir sejenak, lalu berkata pelan, "Aku selalu berpegang bahwa kemampuan akademik adalah satu-satunya standar." Dia menatap Brielle dengan makna tersembunyi. "Kalau kamu mau, kamu bisa menelpon Raka. Siapa tahu ....""Bu, meski aku sangat menginginkan kuota ini, aku nggak ingin bergantung pada relasi orang lain," ujar Brielle tegas, lalu berbalik dan pergi.Di belakangnya, Madeline hanya bisa menghela napas dan tidak lagi berkata apa pun.Dia teringat, tiga hari lalu, Raka sendiri yang menelepon untuk merekomendasikan Faye. Saat itu dia bahkan menyebut nama Brielle, tetapi Raka tetap bersikeras agar dia memilih Faye.....Waktu berlalu dengan cepat, akhirnya hari Rabu pun tiba.Lambert datang mengen
Read more