Rani kembali ke perpustakaan untuk melanjutkan pekerjaannya. Saat menaiki tangga kecil yang bergoyang, ia hampir kehilangan keseimbangan. Dimas dengan sigap menahan pinggangnya. Ia masih mengenakan pakaian kantor, dasinya sedikit longgar, tampak lelah. Ia kebetulan melewati perpustakaan dan langsung menghampiri Rani. Rani terpaku, tubuh mereka terlalu dekat. "Kau ceroboh," bisiknya dengan suara berat. Jantung Rani berdebar saat lengan kuat Dimas melingkari pinggangnya, jari-jarinya menyentuh pinggulnya. Ia merasakan panas tubuh Dimas, aroma parfumnya memenuhi indra. Sesaat, ia lupa di mana ia berada, tenggelam dalam sensasi berada dalam pelukannya. "Kak Dimas," bisiknya, suaranya sedikit bergetar. "Kau seharusnya tidak di sini. Seseorang bisa melihat." Dimas mengabaikan peringatannya, tatapannya intens. Dasinya longgar, tergantung di lehernya, dan rambutnya sedikit berantakan. "Aku harus melihatmu," gumamnya, ibu jarinya menyapu punggung Rani. "Aku terus memikirkanmu...
Last Updated : 2025-10-25 Read more