Share

🖤 EPISODE 50

last update Last Updated: 2025-10-31 13:30:16

Suara mobil yang masuk ke jalan masuk di bawah jendela Rani membuatnya terkejut dan keluar dari kabut pasca-hubungan intimnya. Dia duduk perlahan, menarik seprai di sekeliling tubuh telanjangnya saat dia mengintip dengan hati-hati melalui tirai.

Jantungnya melonjak ke tenggorokan saat dia melihat Tasya keluar dari mobil hitam ramping dan Elano, saingan Dimas dan kekasih rahasia Tasya, muncul dari sisi pengemudi.

Mata Rani membelalak kaget dan takut, pandangannya beralih ke Dimas yang berbaring di sampingnya. Dia sudah duduk, ekspresinya gelap dan tegang saat dia menatap keluar jendela.

"Sial," gumamnya pelan, "Apa yang dia lakukan di sini?" Dimas mengutuk pelan, rahangnya terkatup rapat saat dia melihat Elano mengantar Tasya ke pintu depan. Jantung Rani berpacu, perutnya mulas dengan campuran rasa cemburu dan takut yang memuakkan.

"Berpakaian," perintah Dimas tajam, melemparkan kembali selimut dan meraih pakaiannya sendiri. "Cepat."

Rani mengangguk, bergegas turun dari tempat tidur da
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Benih Yang Ditinggalkan Kakak Ipar   🖤 EPISODE 68

    Ia berhenti pada jarak yang sopan, tangan diselipkan ke saku — sebagai bentuk kontrol, agar tidak menerobos batas. Konflik tampak jelas di mata suaminya itu: antara kesetiaan pada sang istri dan perasaan bersalah terhadap semua yang telah terjadi. “Aku tahu aku telah menyakitimu dengan kata-kata Tasya,” lanjut Dimas, suaranya hampir berbisik. “Aku minta maaf karena tak bisa berkata apa-apa di ruang bawah. Kau harus mengerti, betapa sulitnya semua ini bagiku.” Tatapannya intens, mencari di wajah Rani isyarat pengampunan atau paling tidak: rasa mengerti. “Aku tahu… tapi tetap saja—” Sebelum Rani sempat menyelesaikan kalimatnya, Dimas melangkah cepat dua langkah, menutup jarak di antara mereka. Tangannya lembut menangkup wajah Rani, membuatnya menahan napas. Ibu jarinya menghapus air mata terakhir yang tersisa, lalu dia membungkuk, menempelkan bibirnya di bibir Rani — ciuman yang bukan tuntutan, tapi permintaan maaf yang penuh penyesalan. Awalnya ciuman itu lembut, terasa seperti p

  • Benih Yang Ditinggalkan Kakak Ipar    🖤 EPISODE 67

    “Mungkin,” lanjut Tasya, suaranya meneteskan kepura-puraan peduli, “akan lebih baik kalau kamu meluangkan waktu untuk dirimu sendiri. Untuk… menemukan jalan hidupmu.” Pikiran Rani berputar ketika ia mencoba menangkap maksud dari ucapan Tasya. Apa ini… pemecatan? Apakah dia sedang diusir dari satu-satunya tempat yang ia anggap rumah sejak kabur dari asrama kampus? “Tapi… aku harus ke mana?” tanya Rani, suaranya bergetar. “Aku nggak punya tempat lain.” Senyum Tasya berubah seolah simpatik—tapi ada kilatan dingin yang penuh hitungan di matanya. “Oh, sayang,” ia mendengus, mengulurkan tangan melintasi meja untuk menepuk tangan Rani dengan nada merendahkan. “Aku yakin kamu bisa menemukan jalan. Kamu kan gadis yang pintar mencari cara.” Nada menggurui itu menusuk seperti tamparan. Rani menarik tangannya menjauh seakan terbakar. Ia sempat melirik Dimas, diam-diam memohon agar laki-laki itu melakukan sesuatu, apa pun, untuk menghentikan permainan kejam Tasya. Tapi Dimas tetap membisu, w

  • Benih Yang Ditinggalkan Kakak Ipar   🖤 EPISODE 66

    Elano bersandar santai di dinding kamar pribadi Tasya, tangannya dilipat di dada sambil memperhatikan Tasya yang berjalan gelisah bolak-balik. "Kamu terlalu memikirkan hal ini," katanya dengan suara tenang, sangat kontras dengan energi gelisah Tasya. Tasya berbalik menatapnya, matanya berkedip marah. "Terlalu banyak mikir? Bentaknya. "Pelacur kecil itu mencoba mencuri suamiku dari bawah hidungku, dan kamu bilang aku terlalu memikirkannya?" Elano mengangkat bahu santai, tidak terganggu oleh kemarahan Tasya. "Dia cuma seorang gadis," ujarnya datar. "Gadis naif dan bodoh yang nggak tahu tempatnya." "Dan bagaimana dengan Dimas?" Tasya menuntut, suaranya meninggi. "Dia yang menyemangatinya, memberi harapan bahwa mungkin ada sesuatu di antara mereka." Ekspresi Elano jadi gelap, senyum kejam menyungging di bibirnya. "Mungkin sudah saatnya mengingatkan Dimas tentang tugasnya," katanya lembut, melangkah dari dinding dan mendekati Tasya. "Mengingatkannya bahwa kesetiaannya ada di keluarga,

  • Benih Yang Ditinggalkan Kakak Ipar   🖤 EPISODE 65

    Rani menelan ludah, pikirannya berpacu mencari alasan yang masuk akal. "Aku nggak tahu apa yang kamu omongin, Tasya." Mata Tasya menyipit berbahaya saat Rani terus menyangkal. Ia mendekat, suaranya berubah menjadi bisikan yang mengancam. "Jangan bohong sama aku," desisnya. "Aku tahu ada sesuatu yang terjadi antara kamu dan Dimas." Darah Rani membeku saat mendengar nama Dimas, dan ia berusaha tetap tenang. "Itu nggak masuk akal," ucapnya, berusaha meyakinkan. "Dimas itu suami kamu. Kenapa aku harus ada hubungan sama dia?" Bibir Tasya menyunggingkan senyum sinis, tatapannya tak pernah lepas dari wajah Rani. "Karena kamu itu cewek bodoh yang ngira bisa dapetin semuanya," ejeknya. "Kamu pikir aku nggak tahu soal tatapan-tatapan curi pandang itu? Percakapan bisik-bisik? Cara dia ngeliatin kamu pas aku nggak merhatiin?" "Dan kamu cemburu cuma karena dia ngeliatin aku? Aduh, bukan salahku kalau dia ngelakuin itu, kan kamu sendiri yang bawa aku ke rumah ini." Wajah Tasya memerah karena

  • Benih Yang Ditinggalkan Kakak Ipar   🖤 EPISODE 64

    Hari-hari berikutnya terasa seperti mimpi buruk bagi Rani. Ia merasa Tasya terus mengawasinya, memperhatikan setiap gerakannya dengan intensitas yang membuatnya merinding. Bisik-bisik mulai terdengar di antara para staf rumah tangga, percakapan yang tiba-tiba berhenti saat Rani masuk ke ruangan, tatapan curiga yang mengikutinya saat ia berjalan di lorong. Rani berusaha mengabaikan perasaan tidak nyaman itu, dan fokus pada tugasnya dan hubungannya dengan Dimas. Namun, semakin sulit untuk berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, karena setiap sel dalam tubuhnya berteriak untuk lari, menjauh dari suasana curiga dan tidak percaya yang mencekik itu. Suatu malam, saat Rani membantu Afqlah mengerjakan pekerjaan rumah di perpustakaan, ia melihat Tasya berdiri di ambang pintu, mengamati mereka dalam diam. Bulu kuduk Rani meremang saat merasakan tatapan Tasya yang dingin dan menusuk. Rani berusaha fokus pada soal matematika di hadapan Afqlah, tangannya sedikit gemetar saat meraih p

  • Benih Yang Ditinggalkan Kakak Ipar   🖤 EPISODE 63

    "Apa yang mau kamu omongin?" tanya Rani hati-hati, berusaha menenangkan diri. Tasya menatap Rani dengan tajam, seolah bisa melihat menembus dirinya. "Aku perhatiin ada yang berubah dari kamu belakangan ini," ucapnya perlahan sambil duduk di kursinya dan meletakkan jari-jarinya di bawah dagu. Rani menelan ludah, berusaha tetap tenang. "Berubah?" tanyanya, berharap suaranya terdengar acuh tak acuh. "Iya," lanjut Tasya sambil bersandar di kursinya. "Kamu kelihatan... beda. Lebih gelisah. Dan kamu jadi deket banget sama Afqlah." Rani merasakan keringat dingin di lehernya. Ia tahu ia harus berhati-hati agar Tasya tidak semakin curiga. "Aku... mungkin lagi banyak pikiran belakangan ini," aku Rani hati-hati. "Tapi nggak ada yang perlu dikhawatirin kok... cuma stres karena harus menyesuaikan diri sama peran baru di sini," lanjut Rani sambil tersenyum kecil. "Dan Afqlah itu anak yang manis. Gampang banget sayang sama dia." Tasya menyipitkan matanya, menatap wajah Rani. "Sayang?" ulangny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status