Dimas terkekeh rendah, menggigit lembut kulit sensitif di bawah telinganya. “Biarin. Biar mereka tahu bahwa kamu milikku.” Mata Rani terpejam, tubuhnya bergetar di bawah sentuhan Dimas. Seharusnya ia menolak, mengingatkan soal resiko. Tapi semua itu hilang. Yang ada hanya panas tubuh Dimas menekan dirinya ke kasur. “Tuan…” suaranya parau, hampir bergetar. “Apa yang kamu inginkan, sayang?” bisik Dimas kasar di telinganya. “katakan padaku.” “Aku… aku mau kamu. Aku butuh kamu sekarang,” jawab Rani, napasnya terengah. Geraman rendah lolos dari dada Dimas. Ia melepas kaosnya dengan sekali tarik, menyingkirkannya ke lantai, lalu celananya menyusul. Tubuhnya yang kokoh terpapar, dan tatapan Rani tak bisa berpaling. Dimas kembali ke sisinya, menciumnya lagi dengan lebih dalam. Jarinya menyusuri pinggang Rani, menarik turun lingerie tipis yang menempel, membuangnya begitu saja. Sekarang, Rani telanjang di bawahnya—terasa rentan, tapi juga berkuasa. Ia tidak merasa malu. Ia meras
最終更新日 : 2025-10-06 続きを読む