Keheningan mengisi kamar tamu setelah kata-kata tegas Maya. Meski tubuhnya masih bergetar dari sisa org*sme, Maya tetap mempertahankan prinsipnyadi luar "program' kehamilan mereka, sentuhan Pak Karyo adalah pelecehan. Tatapan Pak Karyo berubah, campuran kekagetan dan, anehnya, sedikit rasa hormat. Maya masih terduduk di tepi tempat tidur, napasnya terengah, pakaiannya berantakan. Keringat mengalir di pelipisnya, rambutnya yang biasa rapi kini kusut. Di hadapannya, Pak Karyo berdiri dengan ekspresi yang sulit dibacakemarahan, rasa kagum, dan nafsu bercampur jadi satu. Dia tidak pernah menghadapi penolakan seperti ini, terutama setelah memberi wanita kenikmatan begitu hebat. "Ya sudah," Pak Karyo akhirnya berkata, tangannya beralih mengelus rambut Maya dengan gerakan yang hampir lembut. "Saya maafın Bu Maya soal tamparan tadi pagi. Tapi... Dia membimbing kepala Maya turun, mengarahkannya. "Bu Maya harus buktiin kalo bener-bener minta maaf." Maya menatap tonjolan besar di celana Pak
Last Updated : 2025-09-08 Read more