Deon menarik napas dalam-dalam. Ia mengendurkan pelukannya perlahan, lalu melepaskannya sepenuhnya. Matanya menatap Jannah, penuh rasa bersalah, penuh keraguan... dan untuk pertama kalinya, ketelanjangan batin yang tidak ditutup-tutupi."Aku... sendiri juga nggak tahu," ucapnya lirih."Aku pikir aku bisa menjalani hidup dengan tenang, menyimpan luka, menjalani rutinitas... tapi kamu tetap ada di pikiranku. Bahkan ketika aku mencoba menepis perasaan itu, kamu tetap muncul. Dalam diam, dalam masakan yang tidak kumakan, dalam panggilan yang tidak kujawab..."Ia menunduk, jari-jarinya mengepal."Aku merasa kehilangan kamu bahkan saat kamu masih di sisiku. Dan sekarang... saat kamu benar-benar mulai menjauh, aku baru merasa... hancur"Jannah menatapnya. Hatinya berkecamuk. Ia ingin marah, ingin berteriak, tapi ada bagian dalam dirinya yang terlalu lelah untuk melawan. Ia ingin sekali mempercayai semua yang baru Deon ucapkan, namun hati kecilnya menolak
Last Updated : 2025-08-07 Read more