Keesokan paginya, di kediaman Caesar tampak seperti biasanya. Ketiga anaknya, dan juga istrinya berkumpul di ruang makan untuk sarapan. Semalaman penuh Caesar tidak bisa tidur, ia terus memikirkan anak laki-laki di hadapannya kini. Anak yang tidak lepas dari kacamata itu. Jelas-jelas dia bukanlah Alvano karena Alvano tidak suka memakai aksesoris apapun selain gelang jam. "Sayang, makan yang banyak ya, anak-anak Mami," ujar Vidia pada mereka semua. "Iya, Mami," jawab Adele sambil mengambil sendoknya. Di samping Adele, ada Diego yang menatap cemberut telur goreng di atas piringnya. "Kenapa telurnya diorak-arik? Aku kan minta telur mata sapi, Bi!" seru anak itu pada pelayan. "Loh, iya kah? Bibi lupa, Tuan," ujar pelayan itu. "Huwaa ... Bibi! Aku mau telur mata sapi," rengek Diego mendorong piringnya. "Iya, Tuan Kecil. Sebentar, ya ... Bibi siapkan minum untuk Nona Adele dulu." "Aku maunya sekarang, Bi!" pekik Diego lagi. "Sabar, Sayang..." Caesar menatap anaknya. "Yahhh, Dadd
Terakhir Diperbarui : 2025-08-31 Baca selengkapnya