“Makan dulu sayang, nanti setelah ini Arby langsung minum obat, ya. Biar cepet sembuh,” ujar Yessa sambil mengaduk bubur dalam mangkuk yang dia pegang. Arby tengah duduk bersandar di kepala ranjang, memperhatikan Yessa yang begitu perhatian padanya. Kepala anak itu masih sakit, masih merasa pusing. Namun dia tahu, kalau menunjukkan rasa sakit itu, hanya akan menambah khawatir sang ayah dan Yessa. Arby juga masih ingat terakhir kali dia didorong sang ibu, dan sangat kecewa pada perlakuan Aurora. Tapi melihat keberadaan Yessa, kekecewaan itu lenyap. “Buka mulutnya, sayang. Tante suapin.” Anak itu membuka mulutnya lebar, memudahkan Yessa menyuapinya. Yessa juga tampak senang karena Arby sangat penurut, tidak cengeng dan juga benar-benar kuat. “Kamu hebat, mirip Papa kamu,” puji Yessa sambil tersenyum manis, dan pujiannya tertangkap oleh telinga Isandro yang baru
Last Updated : 2025-10-15 Read more