“Bu, bisa bantu aku dan Mas Langit cerai?” “Mas Langit nggak mau menceraikan aku. Mungkin, kalo ibu yang ngomong, Mas Langit akan lebih patuh.”Tanisha tidak asal bicara. Ia telah mempertimbangkan keputusan ini sejak lama. Bahkan, sebelum kehamilannya terungkap. Ia berencana menyampaikan ini pada mertuanya. Dan kebetulan sekali, kini sang ibu mertua yang menemaninya di rumah sakit. Tanisha menyadari permintaannya sangat lancang. Akan tetapi, ia tak ingin memendamnya lebih lama lagi. Akan jauh lebih menyakitkan jika perpisahan itu datang ketika dirinya telah nyaman dengan keadaan. Daripada dibuang begitu saja, lebih baik dirinya mundur. Perubahan ekspresi Wulan tampak sangat signifikan. Namun, Tanisha tak akan menarik kata-katanya. Menurutnya, keputusannya sudah benar. Seharusnya, mereka pun tak keberatan mengabulkan permintaannya. Karena Tanisha tak bisa hidup tenang dalam keadaan seperti ini. “Apa maksud kamu bicara begitu?” Wulan berbalik bertanya dengan nada bicara tak santai.
Last Updated : 2025-09-14 Read more