Tanisha belum tidur sejak malam sebelumnya.Matanya berat, tapi pikirannya menolak diam. Setiap kali menutup mata, bayangan sosok yang berdiri di luar pagar rumah itu muncul lagi — kabur, tapi cukup untuk membuat dadanya sesak.Di sisi lain kamar, Langit duduk di kursi dekat jendela.Ia tak bergerak sejak tadi malam, masih dengan kemeja yang sama, tangan bersedekap, mata menatap keluar seperti penjaga yang tak kenal lelah.Tanisha melirik jam dinding. Hampir jam empat.Udara kamar dingin, tapi pelipisnya berkeringat.“Kamu belum tidur?” tanyanya pelan.Langit tidak menoleh. “Rumah ini nggak aman. Saya nggak bisa tidur.”Jawaban itu terdengar datar, tapi tajam.Tanisha menarik napas dalam, menatap punggung suaminya. Ada sesuatu yang membuatnya sedih — bukan karena ucapan itu, tapi karena caranya bicara seperti seseorang yang terbiasa hidup dengan ketakutan.“Mas,” katanya pelan, “aku takut.”Langit tidak l
Last Updated : 2025-11-09 Read more