Pukul sepuluh pagi, Langit berdiri di depan cermin hotel, merapikan kerah kemejanya. Wajahnya belum sepenuhnya lepas dari lelah semalam, tapi matanya tetap tajam seperti biasa — fokus, dan sedikit gelap.“Aku pergi dulu,” katanya pendek.Tanisha mengangguk sambil duduk di tepi tempat tidur, memeluk bantal. “Rapatnya lama?”“Kayaknya nggak. Dua jam, paling.”Langit meraih jasnya, lalu berhenti sejenak di depan pintu. “Kunci pintu. Jangan buka siapa pun.”“Nggak akan,” jawab Tanisha sambil tersenyum kecil. “Mas tenang aja.”Langit tidak membalas. Hanya mengangguk ringan sebelum keluar.Begitu pintu menutup, Tanisha mengembuskan napas panjang.Untuk beberapa menit, yang ada hanya keheningan.Ia berdiri, melakukan hal-hal sederhana untuk mengisi waktu: membuka koper, menata bajunya di lemari, menyapu rambut ke belakang telinga, lalu duduk di meja rias sambil memainkan lip balm.Tapi entah mengapa… hari ini terasa berbeda.Kamar itu berada di ujung lorong hotel — jauh dari lift, jauh dari
Last Updated : 2025-11-20 Read more