Di istal kuda setelah selesai melakukan pekerjaannya, Ana ingin mencoba menunggangi salah satu kuda di sana. Seekor kuda berwarna putih mencuri atensinya. Dia bernama Lutihel.Ana menunduk sesaat, lalu menggenggam tali kekang dengan hati-hati. “Kalau begitu, biarkan aku mencoba, Luthiel,” katanya pelan, seolah berbicara dengan sahabat lama.Ia melangkah ke punggung kuda itu. Awalnya Luthiel meringkik, menghentakkan kaki ke tanah, membuat Ana hampir kehilangan keseimbangan. Namun ia bertahan. Tangannya tetap tenang, matanya lembut. “Aku bukan musuhmu. Aku hanya ingin belajar… izinkan aku, ya?”Seolah mengerti, kuda putih itu akhirnya menuruti. Langkahnya perlahan meninggalkan istal menuju lapangan kosong di samping, sementara jantung Ana berdebar keras.Ana menepuk-nepuk leher Luthiel dengan hati-hati. “Pelan-pelan saja, kita belajar bersama,” bisiknya sambil menarik napas panjang.Awalnya ia hanya berani menuntun kuda itu mengitari halaman samping istal. Setiap kali Luthiel menghent
Last Updated : 2025-08-17 Read more