“Kita butuh kayu baru untuk dinding sisi utara,” Leon menunjuk, suaranya dingin tapi tegas. “Ana, kau ikut mengawasi proses perbaikan kuda. Pastikan mereka tidak terluka lagi.”Ana menelan saliva, menunduk. “Ya, Yang Mulia,” jawabnya singkat, meski hatinya berdebar. Ia tahu ini bukan sekadar tugas, tapi ujian kesabarannya, keberaniannya, dan loyalitasnya.Namun ada satu hal yang membuatnya bersyukur. Leon bersedia berbicara padanya dan memanggil namanya. Bukankah itu adalah sebuah kemajuan? Ia tidak merasa jijik padanya lagi, barangkali!Kesimpulannya, pria itu mulai menerima dirinya, entah sebagai apa.Beberapa pelayan sibuk membawa balok kayu, memperbaiki dinding, dan menata kembali jerami yang hangus. Adapun Ana berlutut di samping salah satu kuda yang selamat, mengusap wajahnya yang gemetar. Sesuai instruksi pangeran, ia akan melakukan tugasnya menenangkan kuda-kuda yang mengalami trauma.“Tenang… semuanya akan baik-baik saja,” bisiknya pada seekor kuda di depannya, lembut namun
Terakhir Diperbarui : 2025-08-20 Baca selengkapnya