"Saya sudah melakukan sesuai perintah anda, Tuan."Widipa berdiri tegak di hadapan direktur pemakaman, jas hitamnya tampak rapi. Tatapannya yang dingin menusuk seolah tak memberi ruang sedikit pun untuk berdebat. Tangannya bersedekap di dada dan sementara wajahnya nyaris tanpa ekspresi.“Tidak seorang pun boleh tahu tentang hal ini,” ucap Widipa pelan juga tegas. Suaranya yang rendah dan berat menjadi pertanda jika perintahnya tak bisa ditolak."Saya akan bertanggung jawab, tetapi saya tak ingin anda memberitahu kepada mereka jika saya yang memberi perintah. Anda paham, Tuan Andre?"Direktur bernama Andre itu menelan ludah dengan tangannya meremas ujung map di pangkuannya. “Ba—baik, Tuan Widipa. Tapi jika keluarga yang bersangkutan menanyakan tentang —”"Jangan pernah katakan jika di depan saya. Anda tahu saya tidak suka kata penolakan atau bantahan," potong Widipa, matanya menajam. “Anda tidak mendengar saya barusan?”Direktur itu mengangguk cepat, wajahnya pucat. “Saya mengerti, Tua
Last Updated : 2025-09-07 Read more