Lin Yue menatap nampan di hadapannya. Bubur dingin, sayur basi, dan daging yang sudah berwarna keabu-abuan membuat perutnya seketika mual. Wajahnya mengernyit tajam.“Apa ini... makanan sisa?” suaranya dingin.Qingyan, yang berdiri di sampingnya, menunduk dengan ekspresi sedih. “Memang seperti ini jatah makan kita, Nona.”Lin Yue memejamkan mata sejenak, mencoba menahan amarah yang mendidih. “Qingyan, kau selalu menyiapkan makanan yang layak, bahkan saat kita tinggal di hutan. Apakah istana ini begitu miskin, sampai makanan pun tak layak untuk seorang putri sah?” Ia berdiri, nada suaranya mulai tajam. “Aku tidak akan diam saja. Ini tidak akan terjadi lagi.”“Nona, jangan... tolong jangan buat masalah hanya karena aku,” pinta Qingyan, cemas.Lin Yue berbalik, menepuk bahu Qingyan dengan lembut. “Percayalah padaku. Kau tinggal di sini. Aku akan menyelesaikannya.”Dengan satu lompatan ringan, ia menghilang menggunakan Qinggong, melesat menuju dapur istana.---Setibanya di gerbang dapur,
Last Updated : 2025-08-07 Read more