Kekacauan itu berlangsung lama. Sisa pesta berubah menjadi medan hancur,lantai penuh ceceran darah dari burung-burung yang ditebas, meja-meja roboh, dan pecahan porselen yang berkilau di antara genangan. Bau amis menyesakkan dada, membuat para pelayan terpaksa menutup hidung sambil membereskan sisa-sisa malapetaka. Para tamu pun segera diamankan, dipaksa beristirahat hingga esok malam. Di paviliun utama, Kaisar duduk di kursi berukir naga. Api lentera memantulkan wajahnya yang tegang. Selir Agung, Putri Ronghua, Pangeran Feiyan, dan Lin Yue sudah berkumpul, namun udara di ruangan itu lebih mencekik daripada asap darah di luar. “Zhen… tidak pernah membayangkan kekacauan semacam ini bisa terjadi.” Suara Kaisar berat, tetapi matanya menyipit tajam ke arah Lin Yue, seolah sudah menemukan dalangnya. “Siapa yang berani membuat onar?” “Aaarghhh!” Putri Ronghua menjerit, wajahnya berantakan. Rambut yang biasanya disanggul rapi kini acak-acakan, helaian panjangnya kusut karena cakaran burun
Last Updated : 2025-08-29 Read more