Shanaya tidak bisa menebak, dia mundur sedikit. "Pak Lucien mau mengenalkanku?""Bukannya tidak mungkin."Bahu Lucien yang bidang menunduk mendekat, tubuhnya seakan menyelimuti seluruh dirinya. Dengan nada lembut tetapi penuh dorongan, dia bertanya, "Mau bermain dengan cara seperti apa?"Shanaya tertegun.Kata-kata sudah terlanjur terucap. Shanaya kini memilih mengalah, meski tahu dirinya pasti akan ditertawakan lagi olehnya. Jadi dia langsung mengingat permintaannya dengan wajah serius.Dulu tipe idealnya tidak lain adalah sosok seperti Adrian.Lemah lembut, berpendidikan, penuh tata krama.Namun sekarang, justru tipe seperti itulah yang paling dia benci.Dia memang tidak tahu persis apa yang dia inginkan, tetapi satu hal yang pasti, dia tidak mau pria yang sopan, lembut, dan penuh tata krama. "Pokoknya jangan yang seperti itu. Kalau bisa, justru sebaliknya. Dan yang pasti tidak takut pada kekuasaan Keluarga Pranadipa.""Kalau sebaliknya, berarti jatuhnya dingin, tajam lidah, dan penu
Magbasa pa