Ucapan Indra buat Puspa sempat tertegun. Namun sesaat kemudian, ia sadar maksud sebenarnya, dia ingin tubuhnya sehat agar bisa mengandung anak. Kedua tangannya mengepal kuat. Dia nggak mau, tapi…..“Oke, aku setuju.”Ia tahu, ini hanyalah permainan barter. Setuju dulu, soal apa ia bisa benar-benar hamil atau tidak itu urusan takdir. Sejak saat itu, Indra nggak lagi menyinggung urusan Keluarga Rahayu. Puspa segera menelpon Joko, menyampaikan kabar tersebut. “Oke, aku tahu. Ternyata aku nggak sia-sia besarkan kamu.”Setelah itu, dia tutup telepon. Dari awal hingga akhir, pria itu bahkan nggak tanya sekali pun, apa ibunya sudah sadar atau belum. Seorang anak bisa sebegitu dinginnya kepada ibunya sendiri, Joko memang nggak takut karma. Menutup telepon, Puspa kembali ke kamar rawat. Di sisi ranjang, ia menggenggam tangan kurus dan keriput itu, suara bergetar penuh isak, “Nenek, aku hanya punya kamu. Kamu harus bangun. Aku mohon.”...Sementara itu, di tempat Wilson, Puspa yang sebelu
อ่านเพิ่มเติม