Bunker Quantix itu terasa jauh lebih hangat dari biasanya, meskipun AC berdesis halus di sudut ruangan. Raven duduk di kursi kerjanya, layar monitor memantulkan wajahnya yang tenang namun penuh kepuasan. Ia membuka sambungan video call, dan tak butuh lama sebelum wajah Santoso muncul di layar. Latar belakangnya menunjukkan ruang kerjanya yang rapi, namun senyum yang ia bawa jelas mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang menarik baginya.Raven mencondongkan tubuh sedikit ke depan. “Sepertinya Anda belum sepenuhnya percaya pada kami, Pak Santoso,” ucapnya pelan, nada suaranya seolah menimbang kata demi kata. “Tapi kami bisa memberi sedikit informasi… bahkan belum dua puluh empat jam sejak pertemuan tadi pagi, Cybershield sudah gagal.”Di seberang, Santoso menatapnya sepersekian detik, lalu meledak tertawa. Tawanya panjang, berat, dan benar-benar terbahak. “Anak muda,” katanya sambil menggelengkan kepala, “kau benar-benar gila.” Ia menepuk meja kerjanya sendiri, masih menahan sisa tawa.
Last Updated : 2025-08-15 Read more