Home / Urban / Kebangkitan Sang Raja Teknologi / Bab 42. Terasa Dipermalukan

Share

Bab 42. Terasa Dipermalukan

Author: KiraYume
last update Last Updated: 2025-08-15 20:32:17

Markas besar CyberShield malam itu terasa tegang. Lampu-lampu kantor lantai atas masih menyala terang, memantulkan kilau dingin di dinding kaca. Radja berdiri di ujung ruang rapat besar yang biasanya digunakan untuk menerima klien penting, mengumpulkan enam orang programmer terbaik mereka. Di layar utama terpampang source code yang baru saja dikirimkan Santoso.

“Aku mau kalian bongkar ini,” suara Radja berat dan penuh tekanan.

“Cari kelemahannya. Kalau tidak ada, ciptakan. Buat versi yang lebih baik. Kalian punya 24 jam.”

Seorang programmer bernama Kurnia, yang dikenal paling cepat mengetik di antara mereka, menggerakkan kursinya mendekati meja.

“Kodenya rapi… terlalu rapi malah. Ini udah lewat standar industri.”

Dani, yang duduk di sebelahnya, menambahkan sambil menelusuri script. “Ya, tapi bukan mustahil kita tingkatkan. Mereka pakai metode enkripsi berlapis, tapi gue bisa ganti algoritma hash-nya dengan versi kita yang lebih efisien.”

“Aku malah lihat ini nggak terlalu istimewa,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 45. Amarah

    Pesan dari Nyx masih terpampang di layar utama, huruf-huruf ungu neon itu berdenyut lembut, seolah-olah sengaja dibiarkan untuk terus mengejek mereka. Raven berdiri tegak di tengah ruangan, “Laporkan!” serunya, nada suaranya tak menyisakan ruang untuk keraguan.Tirta yang pertama merespons. Dari konsol server, suaranya terdengar tergesa, namun terukur. “Aku menjalankan pemeriksaan integritas data penuh. Sejauh ini…” ia berhenti sebentar, matanya menyapu laporan yang terus bergulir di layar. “Tidak ada anomali. Tidak ada file yang disalin, tidak ada yang dihapus atau diubah.”Leo mengangkat kepalanya, wajahnya pucat pasi. Ia menoleh pada Raven, matanya memantulkan rasa tak percaya. “Bagaimana mungkin?! Dia bilang dia sudah di dalam selama sepuluh menit. Tidak mungkin dia tidak melakukan apa-apa!” Suaranya pecah, seperti seseorang yang baru menyadari betapa tipis dinding yang selama ini melindunginya.“Sepuluh menit itu yang dia katakan, kalau dia bisa menyusup selihai itu,bisa jadi

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 44. Penuh Tipuan

    Semua mata kini terpaku pada layar konsol Leo. Ikon kecil yang terus berkedip itu entah bagaimana terasa lebih mengancam daripada alarm besar yang meraung. Hening yang menekan membuat bunyi kipas pendingin server di bunker terdengar sangat jelas. Raven memutusnya dengan suara tegas.“Kapan dimulainya?” tanyanya, nadanya berubah dingin, profesional.“Baru beberapa detik yang lalu,” jawab Leo cepat, jemarinya masih menari di atas keyboard. “Dia masuk dengan sangat lambat. Sangat sabar. Ini bukan serangan kasar. Dia sedang mencari satu sel lemah dalam jaringan neural sistem kita.”Freya langsung berdiri dan berpindah ke kursi kosong di samping Leo. “Biarkan aku lihat log-nya.” Tangannya sudah bergerak sebelum kalimatnya selesai. Layar berganti menampilkan aliran data yang berjalan seperti kode-kode alien. Ia mencondongkan tubuh, membaca baris-baris dengan alis berkerut.“Ini bukan scanner otomatis,” katanya akhirnya. “Setiap probe yang dikirim dibuat manual. Polanya halus, dan tiap pake

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 43. Menegangkan Juga Menyenangkan

    Bunker Quantix itu terasa jauh lebih hangat dari biasanya, meskipun AC berdesis halus di sudut ruangan. Raven duduk di kursi kerjanya, layar monitor memantulkan wajahnya yang tenang namun penuh kepuasan. Ia membuka sambungan video call, dan tak butuh lama sebelum wajah Santoso muncul di layar. Latar belakangnya menunjukkan ruang kerjanya yang rapi, namun senyum yang ia bawa jelas mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang menarik baginya.Raven mencondongkan tubuh sedikit ke depan. “Sepertinya Anda belum sepenuhnya percaya pada kami, Pak Santoso,” ucapnya pelan, nada suaranya seolah menimbang kata demi kata. “Tapi kami bisa memberi sedikit informasi… bahkan belum dua puluh empat jam sejak pertemuan tadi pagi, Cybershield sudah gagal.”Di seberang, Santoso menatapnya sepersekian detik, lalu meledak tertawa. Tawanya panjang, berat, dan benar-benar terbahak. “Anak muda,” katanya sambil menggelengkan kepala, “kau benar-benar gila.” Ia menepuk meja kerjanya sendiri, masih menahan sisa tawa.

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 42. Terasa Dipermalukan

    Markas besar CyberShield malam itu terasa tegang. Lampu-lampu kantor lantai atas masih menyala terang, memantulkan kilau dingin di dinding kaca. Radja berdiri di ujung ruang rapat besar yang biasanya digunakan untuk menerima klien penting, mengumpulkan enam orang programmer terbaik mereka. Di layar utama terpampang source code yang baru saja dikirimkan Santoso. “Aku mau kalian bongkar ini,” suara Radja berat dan penuh tekanan. “Cari kelemahannya. Kalau tidak ada, ciptakan. Buat versi yang lebih baik. Kalian punya 24 jam.”Seorang programmer bernama Kurnia, yang dikenal paling cepat mengetik di antara mereka, menggerakkan kursinya mendekati meja. “Kodenya rapi… terlalu rapi malah. Ini udah lewat standar industri.”Dani, yang duduk di sebelahnya, menambahkan sambil menelusuri script. “Ya, tapi bukan mustahil kita tingkatkan. Mereka pakai metode enkripsi berlapis, tapi gue bisa ganti algoritma hash-nya dengan versi kita yang lebih efisien.”“Aku malah lihat ini nggak terlalu istimewa,

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 41. Pertama dan Terakhir

    "Anak muda," katanya dengan nada yang campuran antara kagum dan waspada, "Anda baru saja memberikan presentasi bisnis paling jujur dan paling menakutkan yang pernah saya lihat." Santoso akhirnya tersenyum, senyum pertama yang tampak tulus sejak mereka masuk ke ruang rapat. Ia berdiri perlahan, mengulurkan tangannya pada Raven. Genggamannya mantap, matanya menatap langsung. Raven membalas genggaman itu dengan tenang. "Terima kasih, Pak," ucapnya singkat, memilih menahan semua komentar lain yang sempat melintas di kepalanya.Santoso menarik napas sebelum melanjutkan. "Presentasi tadi sangat mengesankan, Tuan Adyatama. Sangat berani." Nada suaranya berubah sedikit lebih formal. "Tapi TransGlobal tidak mengambil keputusan berdasarkan pertunjukan. Kami akan mempertimbangkannya baik-baik. Tim saya akan menghubungi Anda."Kalimat itu jatuh pelan, tapi jelas. Sebuah penolakan yang dibungkus kesopanan. Kemenangan kecil yang sempat mereka rasakan beberapa menit lalu mendadak terasa rapuh. Cl

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 40. Perburuan Kepercayaan

    Programmer junior yang menyebabkan insiden itu duduk membeku. Kedua tangannya masih di atas keyboard, namun jarinya kaku. Wajahnya pucat, dan tatapan matanya tak berani bertemu siapa pun. Indra menoleh padanya dengan tatapan yang bisa memaku orang di tempat. Tidak ada kata keluar dari mulutnya, hanya desahan napas berat yang penuh teguran. Lalu ia menoleh pada Raven, suaranya tajam."Apa ini? Semacam jebakan?"Raven mengangkat kepalanya, menatap Indra tanpa berkedip. Di seberang meja, Santoso tidak mengeluarkan suara. Ia bersandar di kursi, jemarinya saling terkait, memandangi Raven seperti sedang mempelajari pola pikirnya. Mata itu bukan mata yang sekadar mencari kebenaran, tapi juga menghitung untung-rugi dari setiap kata yang akan keluar.Raven mengangguk pelan, gerakannya tenang, seolah semua yang terjadi memang sudah ia perhitungkan. "Bukan jebakan, Pak Indra," ucapnya datar. "Itu adalah fitur."Ia berdiri. Kursinya bergeser mundur dengan suara halus, lalu ia berjalan perlahan k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status