"Ya, Satria ...."Satria langsung mengenali nada cemas dari suara sahabatnya itu. Ia keluar dari area ruang makan dan beranjak ke powder room terdekat untuk membasuh wajah."Pada ke mana?" tanya Satria sembari membungkuk, menangkup air dingin, lalu meraupkan ke wajah.Daffa menyusul masuk. "Ruang baca."Satria mengangguk, kembali membasuh wajah, memastikan dirinya cukup segar."Ya, nggak apa-apa. Wimma bilang, kalau sampai ada gugatan atau tuntutan, peluang kamu menang—""Wimma bilang apa?" sela Satria, menatap pantulan dirinya di kaca.Daffa langsung terdiam, tampak ragu."Ngomong, Fa.""Kalau bisa, kalian gosah cerai katanya," jawab Daffa ngasal.Satria tertawa pendek. Daffa memutar bola mata."Kamu bikin aku cemas, Kampret!. Jujur aja. Kalau kamu masih butuh waktu, aku bisa minta Ghea untuk—""Enggak. Aku baik-baik aja."Daffa menggeleng tegas. "Aku tahu bedanya kamu baik-baik aja dan kamu kacau. Dan ini udah parah, Ndra. Jangan dipaksa.""Kalau dibiarin, justru makin parah juga, F
Last Updated : 2025-11-19 Read more