Udara di ruang kerja Rahmat terasa setebal kabut, penuh ketegangan yang menyesakkan. Rahmat duduk di balik meja kerjanya yang kokoh, seolah mencoba mempertahankan kendali atas situasi yang sudah di luar kendalinya. Di hadapannya, Ghizra menghela napas panjang, matanya lurus menatap Rahmat, siap menumpahkan semua yang selama ini ia pendam. Sinta, di antara mereka berdua, berdiri tegak, matanya menelusuri wajah Ghizra dan Rahmat secara bergantian, mencari kebenaran yang terasa begitu jauh."Sedari awal saya sudah jujur pada Pak Rahmat, suami Mama," Ghizra memulai, suaranya tenang namun penuh ketegasan. "Ketika beliau menyampaikan tentang perasaan Syaiba kepada saya untuk pertama kalinya. Bahwa saya, pria beristri yang sedang mencari keberadaan istri saya."Sinta menoleh tajam ke arah Rahmat, keningnya berkerut. Tatapan matanya seperti bertanya, Benarkah apa yang kudengar ini? Namun, Rahmat hanya diam, menolak menatap Sinta, menguatkan kecurigaan Sinta bahw
Last Updated : 2025-08-21 Read more