Share

23. Terkuak

Author: Rumi Cr
last update Last Updated: 2025-08-21 08:00:08

Udara di ruang kerja Rahmat terasa setebal kabut, penuh ketegangan yang menyesakkan. Rahmat duduk di balik meja kerjanya yang kokoh, seolah mencoba mempertahankan kendali atas situasi yang sudah di luar kendalinya. Di hadapannya, Ghizra menghela napas panjang, matanya lurus menatap Rahmat, siap menumpahkan semua yang selama ini ia pendam.

Sinta, di antara mereka berdua, berdiri tegak, matanya menelusuri wajah Ghizra dan Rahmat secara bergantian, mencari kebenaran yang terasa begitu jauh.

"Sedari awal saya sudah jujur pada Pak Rahmat, suami Mama," Ghizra memulai, suaranya tenang namun penuh ketegasan. "Ketika beliau menyampaikan tentang perasaan Syaiba kepada saya untuk pertama kalinya. Bahwa saya, pria beristri yang sedang mencari keberadaan istri saya."

Sinta menoleh tajam ke arah Rahmat, keningnya berkerut. Tatapan matanya seperti bertanya, Benarkah apa yang kudengar ini? Namun, Rahmat hanya diam, menolak menatap Sinta, menguatkan kecurigaan Sinta bahw
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Retno Ririn
sebenarnya kesalahan mutlak ada diRahmat, coba dia jujur dr awal&terbuka luka Amalia, Kanzu tdk bertambah, tp dasarnya Rahmat, Sinta jg ikutan licik demi kebahagiaan Syaiba, gizra sama ky Lia, mereka korban dr Rahmat&Sinta pd akhirnya
goodnovel comment avatar
Neiza U R
jgn dipersatukan lg dgn gizra thor laki2 tak punya hati meninggalkan istri tanpa kabar berita
goodnovel comment avatar
Yeyeh Masriah
nikmati penyesalan mu laki laki egois
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   75. Ending

    Saka memperhatikan gambar-gambar bayi di sekitar ruangan, juga ibu-ibu hamil yang tampak berlalu-lalang. Hal itu membuatnya penasaran hingga ia bertanya pada sang ayah yang memangkunya. “Papa, kenapa ada gambar adik bayi banyak? Ibu-ibu hamilnya juga?” “Karena ini namanya bagian obgyn, tempat khusus dokter memeriksa ibu-ibu hamil,” jawab Satria, lalu tersenyum ketika melihat anaknya mengerjapkan mata—jelas mulai tersadar. Kanaya kemudian meraih tangan Saka, menempelkan telapak hangat itu ke perutnya. “Tadinya Papa dan Mama mau memberi tahu pas ulang tahun Saka yang ke-7. Tapi Saka selama ini jadi anak baik, enggak banyak nangis walaupun Papa sering kerja lama, sudah begitu pintar belajarnya … jadi hadiahnya Mama dan Papa kasih lebih cepat.” Satria tersenyum, lalu menunduk untuk berbisik, “Ini hadiahnya hebat banget, lho.” Saka menyimak, kemudian memperhatikan tangannya yang menempel di perut sang ib

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   74. Jangan Menguji

    "Mama ngapain?” tanya Kanaya setelah mandi dan mendapati bundanya antusias di depan lemari, mengeluarkan setelan pakaian formal. “Fran keluarkan mobilnya kakek. Satria mau pakai dan katanya sudah izin untuk antar kamu periksa.” Kanaya mengerjap. “Serius? Kakek izinkan?” “Iya. Semalam dia minta izin waktu mereka nonton bareng. Mbak Heni jam sebelas masih bangun, lalu keluarkan almond panggang sama bikinin teh hangat ... paginya bersih, enggak ada sisa di bak cuci.” Bu Syaiba mendekat. “Satria juga sudah kasih resume e-jurnal ke Kakek. Lima lembar dan semuanya tulisan tangan. Lumayan bisa dibaca, enggak berantakan.” “Masak sih, Mas Satria bisa begitu?” Kanaya sulit percaya. Bu Syaiba terkekeh. “Ya, nyatanya dia bisa melakukan itu, Nay ... Suamimu, menantu lelaki satu-satunya Bunda, papanya Sangsaka.” Kanaya berusaha tidak terlalu tersenyum. Ini jelas kemajuan. “Terus Mama kenapa keluarkan baju formal?” “Kamu enggak mau tampil cantik lagi?” “Mau ... tapi jangan yang fo

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   73. Tidak Terlalu Buruk

    YAYA’S TEAM > GHEA “Gimana, ? Berhasil?” >DAFFA “Enggak ada foto pamer. Berarti gagal.” “Ckckckk, sudah diduga emang.” > GHEA “Siapa tahu lupa ngasih kabar karena keburu asyik ☺.” >DAFFA “Asyik dicuekin maksudnya? Wkwkwk!” >GHEA “Jangan jahat gitu! Kita, kan sudah janji bantuin Kaka.” >DAFFA “Ya kita bantu, tapi Yaya ini mentalnya belum sanggup. Enggak bisa strategi tarik-ulur, dia maunya langsung ikat-ikat merapat.” >GHEA “Ikat-ikat? Ih, bikin kangen. Udah lama kita enggak ☺.” >DAFFA “Yuk, Bby ☺.” “Cari kata aman dulu.” >DAFFA (Sticker acak) >Satria Mandala “KAMU MAU KU IKAT LEHERNYA BEGITU PULANG YA, FA!!!” >Satria Mandala “KAMPRET!!!” Satria mengirimkan lebih banyak emoji jari tengah ke chat pribadi Daffa, diikuti puluhan voice note makian yang tidak layak dengar. Daffa membalas satu menit kemudian. >DAFFA “Udah jelas gagal kamu ya. Ckckck.” Sialan! Satria memaki dalam hati, lalu beralih ke kontak Kanaya. Tadi ia menitipk

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   72. Kamar Tamu

    "Ya ampun, pulas banget itu,” sapa Bu Syaiba saat Satria turun dari mobil dengan menggendong Saka.Jam segini, memang jam tidur siangnya Saka. Ditambah efek rindu karena sepuluh hari terpisah, Saka bahkan tidak mau duduk sendiri, ia langsung memeluk erat bahu kemeja Satria. “Belum lima menit jalan udah tidur,” jelas Kanaya sambil keluar mobil. “Yang ini udah minta makan lagi.” Ia mengelus perutnya. Bu Syaiba tertawa kecil dan memeluk Satria. “Sehat, Satria?” “Iya, Ma.” “Ayo masuk. Mama baru selesai goreng Chicken Kiev.” Satria masuk dan menoleh ke ruang tamu yang sepi. “Kakek sama Fran enggak di rumah, Ma?” “Kakek terapi lanjutan ditemani Fran. Malam pulang," jawab Bu Syaiba. “Eh, Saka mau dicoba dibaringkan dulu?” tanya Bu Syaiba. “Dia pegangan Ma. Tidurnya,” jawab Kanaya. “Kalau dilepas, rewel.” “Satria belum makan, Nay.” Satria tersenyum. “Kanaya bisa suapin aku, Ma.” “Idih. Orang anaknya dipangku bisa. Tangannya ada dua, juga!” balas Kanaya, matanya melirik tajam

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   71. Trik

    “Semua baik-baik saja, Ma … aku pamit langsung tengok mereka,” ujar Satria memberi tahu. Bu Laras kembali memeluknya. “Apa pun yang terjadi, kamu masih punya Mama, Ya ....” “Iya,” jawab Satria sambil membalas pelukan itu beberapa detik. Ghea ikut-ikutan memeluk, membuat Satria tertawa ketika Daffa sudah benar-benar dekat. “Kamu mau ikut peluk juga, Fa?” tawarnya. “Aku normal, cukup peluk adik kamu aja. Sini, Bby,” kata Daffa sambil merentang tangan, dan Ghea benar-benar langsung berpindah memeluknya. “Pamer terus!” Ghea terkekeh, menggeleng sembari bernyanyi, “Jangan iri … jangan iri … jangan iri dengki.” Satria memaki dalam hati. Sialan! Namun ia memutuskan fokus. Waktunya tidak banyak karena ia harus segera ke rumah keluarga Santosa. “Ck! Cepetan, Fa! Mana kopernya?” “Ish, santai napa ... sebenarnya enak barengan kita naik pesawatnya, berangkat sore, kan syahdu. Siapa tahu, langsung bisa ajak Kanaya ke rumah kalian untuk bermalam," canda Daffa, meski ia tetap mendek

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   70. Konsultasi

    Kanaya menyipitkan mata karena foto terbaru yang dikirim suaminya lewat email. Ada Fran berdiri di belakang Kakeknya, keduanya tersenyum di samping tong pembakaran yang jelas dipenuhi abu. >satriamandala Selamat pagi dari kami. Gantian PAP dong. Kangen muka bangun tidurnya istriku :) “Dih,” sebut Kanaya. “Kenapa, Bu?” tanya Fran. Kakek Rahmat yang sedang mengaduk susu untuk Saka ikut melirik. “Papanya Saka kirim foto,” kata Kanaya sambil menunjukkan layar tablet. “Oh, masih pagi juga,” ucap Fran tersenyum. “‘PAP’ itu apa, Nak?” tanya Kakek Rahmat setelah membaca sekilas. “Post a picture, kirim foto,” jawab Fran sambil mencondongkan tubuh ke layar cucu majikannya. “Ciyeee… ‘kangen muka bangun tidur istriku’.” “Cheesy banget, kan?” ucap Kanaya sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status