All Chapters of AMALIA, Kesetiaanku Diragukan: Chapter 41 - Chapter 50

103 Chapters

41. Enam Tahun Kemudian

"Sayang, jangan! Aduuh, barusan juga selesai mama simpuni, Nak. Sudah dihambur lagi." Amalia terduduk lemas di sofa, namun melihat tawa putranya seraya menggeleng-gelengkan kepalanya tak urung membuatnya tertawa."Sini, sini! Mama mau sayang Misyal banyak-banyak." Amalia merentangkan tangannya mencandai putranya seolah akan menangkapnya. Bocah yang baru bisa berjalan itu tertatih menghindari mamanya."Ih, gemas, Mama! Emmuaach, emmuaach!" Amalia memeluk serta menciumi pipi putranya dengan gemas. Aroma bedak dan minyak telon melekat kuat di indera penciumannya.Tin! Tin! Tin!Amalia segera bangkit dengan menggendong putranya menuju ke arah pintu."Assalamualaikum ... Haloo jagoan Papa!"Misyal meronta seraya merentangkan tangan tangannya. Pria itu segera mengambil sang putra dari gendongan istrinya."Tadi, Nenek telpon, kakak-kakak dijemput habis Magrib saja, Ma,""Lah, ini kita sudah siap. Ti

Last Updated : 2025-08-30

42. Untuk Selamanya (End)

Malamnya setelah menidurkan Miyuki dan Myura, Hilmy bergegas ke kamar utama dimana istri dan putranya berada.Pintu kamar ia buka secara berlahan, dilihatnya sang bidadari sedang menidurkan putra mereka di box bayi. Hilmy mendekati Amalia, merangkul pundak sang istri, mencium harum sampo yang menguar dari rambut legamnya."Aku wudu sebentar ya, Mas." Amalia mengurai pelukan Hilmy untuk bergegas ke kamar mandi. Tak lupa, ia membawa lingerie mustard kesukaan suami sebagai baju dinasnya malam ini.Keluar dari kamar mandi, Hilmy sudah duduk di atas ranjang seraya merentangkan tangannya. "Kemarilah." Ditepuknya lengan kiri yang direntangkan itu.Amalia mengulum senyum cantiknya mendatangi Hilmy. Wanita yang selalu berwajah ceria itu, berbaring dan meletakkan kepala di atas lengan suaminya.Tiba-tiba Hilmy berguling, berada di atas Amalia. Pria itu membelai pipi istrinya yang mulai merona. Jarak yang begitu dekat, hingga keduanya bisa merasakan

Last Updated : 2025-08-30

Sekuel 'Jalan Surgaku'

Kisah anak Amalia dan Ghizra (Kanzu Al-Ghifari) 🍁Bab 1. Ingin Bergabung🍁 Kanzu menerima amplop yang berisi foto-foto yang dicetak oleh Leo dalam acara open house yang diadakan di kawasan Pantai Indah Utara Kapuk, Jakarta. Di sana menampilkan rancangan dari Kanzu sendiri. Project perdananya setelah dipercaya oleh Ryan, pamannya. Suami dari mendiang sepupu almarhum papanya, dr.Felliana. Kanzu meminta bantuan Leo, yang tak lain adalah adik ipar dari Ryan sendiri. Leo yang usianya hanya terpaut setahun di atas Kanzu, sudah seperti saudara sendiri baginya. "Coba cek lagi, Bro!" pinta Leo "Kalau dicetak persis seperti file yang dikirim kemarin. Sudah bagus, lengkap, sesuai instruksi," puji Kanzu pada akhirnya. "Sip-lah kalau gitu. Senang sekali rasanya bisa ajak istri jalan malam mingguan," ucap Leo seraya menaik turunkan kedua alisnya. "Aman, tuh." Kanzu merogoh ponsel di saku celananya. Kemudian membuka aplikasi banking mobile, mengetik nominal untuk membayar jasa atas kine

Last Updated : 2025-08-31

2. Wawancara

"Maksudnya mantan, Mas Leo. Perasaan dianya enggak kerja di Albanna, deh." "Lha, memang kalian pernah jadian?" Giliran Rani yang terkejut dengan ucapan Wafa barusan. "Ya, enggak pernah lah, Kak Rani. Orang akunya kuliah di Surabaya, Mas Leo berada di sini. Walaupun pass Mas Leo nikahi Kak Aida sempat ada rasa sakit hati. Hehehe ...." "Sama berarti kayak Anida," kekeh Rani. "Apa iya, wah ... Keren juga, adik kakak itu, banyak yang suka." "Hmm, cuma bagi Leo kalian berdua tuh, kayak adiknya. Baru kalian kek bocil semua, tingkahnya. Makanya, dia lamar Aida. Yang sudah siap untuk berumah tangga." Wafa tergelak saat teringat masa SMA yang begitu caper dengan Leo Bagaskara, adik satu-satunya Rani. Yang dua tahun lalu melepaskan masa lajangnya itu. "Eh, tunggu-tunggu. Maksudnya mantan tadi, siapa sih, Kak?" tanya Wafa kelihatan binggung. "Sudahlah. Enggak usah dibahas lagi. Maaf, tadi ... kakak cuma bercanda, kok," lanjut Rani. Dalam hati ia bersyukur, gadis di depannya itu te

Last Updated : 2025-08-31

3. Diterima

"Bibi, aku diterima kerja di sini!" pekik Wafa seraya melompat, kemudian memeluk erat Mbak Ninik.Kebetulan kantin lumayan sepi karena masih jam kantor belum waktunya istirahat siang. "Alhamdulillah ... selamat ya, Sayangku." Mbak Ninik membalas pelukan ponakannya dengan haru.Selain Ibra, kakak sulungnya Wafa. Gadis yang dipeluk olehnya itu adalah keponakan kesayangan Mbak Ninik. Ibra dan Wafa sudah dianggapnya anak sendiri olehnya. Karena pernikahan Mbak Ninik dengan pamannya Wafa, tidak dikaruniai momongan. Hingga suami Mbak Ninik mendahuluinya menghadap Sang Pencipta.Setelah bercerita panjang lebar, Wafa mengutarakan keinginannya pada sang bibi. "Bi, sekarang kan, tinggal sendiri di sini. Bolehkah, Wafa temani lagi. Soalnya enggak enak, kalau sudah bekerja di sini, masih tinggal di rumah Mas Ryan.""Tentu bolehlah, tinggal saja di sini. Sabna sejak pindah, hanya kemari untuk antar jajanan yang dibuatnya saja. Palingan nanti ketemu pass pagi atau sore harinya."Wafa hanya terkeke

Last Updated : 2025-09-01

4. Menjadi Sekretaris

Begitu bayangan Wafa menghilang. Mbak Ninik segera menggandeng lengan Rani ke ruang tengah karena ada hal yang ingin ia tanyakan pada wanita itu."Ran, kamu pasti sudah tahu, kan? Kisah Wafa, selama ia kuliah di Surabaya. Walaupun Kanzu sekarang kantornya pindah di Setyabiru. Tetapi, dia dan Pak Rayyan masih sering meeting di sini lo, Ran. Dan kemungkinan Wafa bertemu dengan Kanzu itu, sangat besar. Benaran tuh, bocah sudah move on?""Ya, enggak tahu, Mbak Nik. Yang punya hati bukan kita. Menurut cerita Wafa, dia kan enggak pernah bertemu langsung dengan Kanzu. Kita lihat saja nanti, bagaimana reaksi keduanya saat bertemu." "Hubungan mereka lebih rumit, daripada kisah kalian dulu, Ran," canda Mbak Ninik seraya menimang-nimang Fatimah yang mulai mengantuk. "Mbak sih, melihatnya Kanzu itu, anak yang baik. Cuma kita enggak tahu alasan dia bersikap begitu pada Wafa.""Hu um, Mbak Nik. Semoga kalau memang mereka benar berjodoh, ada jalannya untuk bers

Last Updated : 2025-09-01

5. Gadis Berbakat

Kanzu yang berada di belakang kemudi nampak memperhatikan kaca spionnya. Entah kenapa, ia merasa tak asing dengan sosok gadis yang masih tertunduk itu. Ponsel yang ia letakkan di dasbort kembali berpedar, diliriknya panggilan siapa yang masuk dengan menegakkan sedikit tubuhnya. "Oh, dari Bunda," gumam Kanzu saat melihat profil yang menelpon nomernya.Berhubung kedua tangannya digunakan untuk menggerakkan setir mencari tempat parkir untuk mobilnya, Kanzu membiarkan ponselnya hingga tak berpedar lagi."Iya, Bun. Maaf, tadi barusan parkir mobil. Jadi, enggak bisa angkat telepon." Kanzu segera menghubungi nomer bundanya sambil berjalan menuju ke gedung berlantai tujuh belas dimana Rayyan menyewa lantai tiga belas sebagai kantor perusahaannya."Iya, enggak apa-apa. Bunda cuma mau ingatkan tiga bulan lagi kita memperingati seribu hari ayahmu, Kanzu. Kalau nenek tidak membuat acara, pulanglah ke Surabaya." Terdengar pinta Bu Syaiba, ibu tiri Kanzu.

Last Updated : 2025-09-02

6. Akhirnya Bertemu

Begitu keluar dari lift keduanya berjalan beriringan keluar gedung menuju area parkir."Sebentar, Fa! Kok tiba-tiba kakak merasa lemas ya, baru rasanya badan kayak melay--" belum selesai kalimat Tamara, laksana tak bertulang, tubuhnya hilang keseimbangan."Eh, Mbak Via kenapa?" Refleks Wafa menangkap tubuh Tamara. Gadis itu, terduduk seraya menyangga tubuh Tamara. "Mbak Via sadar, Mbak!" Wafa menepuk perlahan pipi Tamara. Namun, istri dari dr.Radit tetap lunglai tak sadarkan diri.Wafa mengedarkan pandangan sekelilingnya, berharap ada orang lain selain mereka berdua yang bisa diminta tolong untuk membantu mengangkat tubuh Tamara."Astaghfirullah ... ini kenapa!" terdengar seru seseorang dari belakang Wafa. Wajah gadis itu, terkejut saat sosok yang berseru tadi mengambil alih tubuh Tamara. "Cepat buka pintu mobilnya, segera kita antar ke rumah sakit terdekat.""Eh, i-ya ... sebentar, " ucap Wafa tergagap. Bergegas ia mengambil kunci mobil

Last Updated : 2025-09-02

7. Namamu Wafa?

"Mbak, aku balik ke kantor sekarang, ya ... barusan ojek online-nya bilang OTW." Tiba-tiba terdengar seruan Kanzu dari arah pintu. "Oh iya, siapa namamu?" Pertanyaan Kanzu saat ia melihat Wafa berdiri di samping ranjang Tamara."Dia, Wafa ... Kanzu. Sekretaris Mbak Via inilah, yang tadi Mbak rekomendasi untuk ikutan merancang bangunan rusun." Tamara mengisyaratkan agar Wafa keluar dari kamarnya. "Temani, Kanzu sebentar di ruang tamu. Seandainya jadi bergabung, dia nanti jadi atasanmu," bisik Tamara mengarah ke telinga Wafa."Maksudnya, Mbak?" "Cuti Asri sebentar lagi habis. Kalau dia balik, kemungkinan kamu akan ditarik ke Setyabiru. Karena untuk mengerjakan rancangan bangunan, digarap di studionya mas Rayyan," lirih Tamara memberikan penjelasan pada Wafa. "Ya, sudah. Aku pergi dulu ya, Mbak. Semoga Mbak Tamara lekas sehat seperti sedia kala." Kanzu mengulang pamit untuk kedua kali."Eh, barusan Wafa buat minuman. Sudah diminum belum?"

Last Updated : 2025-09-03

8. Siapa Sebenarnya Dia

Bunyi jam beker di pukul dua dini hari itu membangunkan pemiliknya. Wafa segera meraih jam kecil berbentuk kelinci itu, memelototi jarumnya. Ia yang terbiasa bangun Subuh, sengaja memakai alarm untuk membangunkan dirinya lebih awal dari jam biasa ia bangun pagi.Sebelum bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke kamar mandi, Wafa menggeser tombol on yang terletak di belakang jam itu. Gadis itu mengusap wajahnya, termanggu sejenak mengingat mimpinya barusan. Mimpi yang sangat manis menurutnya. Dirinya berjalan dengan seorang pria ke sebuah taman yang sangat indah.Sayangnya ia tidak menatap pria yang menggenggam tangannya. Hingga ia tidak bisa mengingat wajah pria itu seperti apa. Yang jelas di dalam mimpi dianya bahagia. Dan perasaan bahagia itu, masih terasa hingga dirinya terbangun barusan.Sambil tersenyum karena mengingat adegan manis dalam mimpinya, Wafa kembali mengusap wajahnya. "Entah, apa makna mimpi itu, Yaa Rabb ... apakah jodohku semakin dekat. Y

Last Updated : 2025-09-03

...

3 4 5 6 7

...

SCAN CODE TO READ ON APP