Bibir Dylan kembali memagut bibir Calla dengan rakus, seolah ingin menegaskan bahwa malam ini gadis itu sepenuhnya miliknya. Ciuman itu keras, panas, penuh desakan, membuat Calla terengah di sela-sela serbuan. Jemari pria itu bergerak perlahan namun pasti, menuruni kancing piyama Calla satu per satu. “Mmhh…” desahan Calla pun kembali lolos tanpa bisa ditahan, ketika Dylan menekan ciumannya lebih dalam, dan lidahnya yang bergerak liar menuntut balasan. Dylan tersenyum kecil di sela ciuman itu, seolah puas mendengar kelembutan suara Calla yang menyuarakan putus asa. “Damned. Bahkan suaramu seksi sekali, Rivera,” bisiknya dengan napas hangat, “kamu sama sekali tidak tahu betapa gilanya aku mendengarnya.” Calla memejamkan mata dengan kedua tangan menggenggam bahu Dylan erat-erat, seolah menjadi pegangan agar ia tidak hancur berantakan. Jemari Dylan akhirnya berhenti di kancing terakhir. Dan piyama tipis itu pun terbuka, membuat tubuh berkulit pucat milik Calla mulai sedikit
Huling Na-update : 2025-08-28 Magbasa pa