Todos os capítulos de I'm Yours My Husband: Capítulo 41 - Capítulo 50

"Kamu pernah ingin melamarku. Apa kamu pernah menyukaiku?" tanya Violet lagi. Kaysan menaikkan sebelah alis, terlihat tetap tenang walau sedikit ada gejolak yang mengganggu hatinya. Tangannya mengepal kuat, mengingat masa itu. "Pertanyaan yang seharusnya tak kau lontarkan." "Kenapa, Kaysan? Kamu saja boleh bertanya begitu, kenapa aku tidak boleh, Kaysan?" Violet menatap Kaysan dengan serius. "Jangan tanyakan suatu hal yang bisa menyakitimu. Kau tahu alasannya dan terlalu bodoh jika kau tetap mempertanyakannya secara terus menerus," ujar Kaysan datar, dia menoleh ke arah arloji di pergelangan tangan kemudian menoleh pada Violet, "waktumu habis. Pulanglah." "Kaysan." Violet menatap protes pada Kaysan. Akan tetapi ketika Liam menghampirinya, Violet memilih mengalah. Dia berdiri lalu segera keluar dari ruangan Kaysan. "Kau sangat menyebalkan jika di kantor," ucap Violet pada Kaysan, saat akan menutup pintu ruangan pria itu. Kaysan acuh tak acuh, tak mengindahkan perkataan Viole

"Mommy tidak suka yah pada Aunty Violet? A'ah, padahal Aunty sangat baik pada Za dan Yaya." Naia mengerucutkan bibir. "Daddy paham, tetapi bukankah Mommy segalanya untuk kita? Daddy, Kakak, dan Adek mencintai Mommy bukan?" ucap Kaysan, di mana Naia secara bersemangat menganggukkan kepala, "maka dari itu kita harus mendahulukan perasaan Mommy. Untuk saat ini Mommy sedang hamil dan sangat mudah bersedih. Jadi sebagai orang yang mencintai Mommy, alangkah baiknya Daddy, Kakak, dan Yaya, menjaga perasaan Mommy serta menjauh dari hal-hal yang membuat Mommy sedih. Yaya paham?" tanya Kaysan pada putrinya di akhir kalimat. Naia menganggukkan kepala secara antusias. "Paham, Daddy. Yaya akan menjaga perasaan Mommy dengan cara tidak dekat pada Aunty Violet." Cup' Kaysan mencium pucuk kepala putrinya lalu mengusap rambut Naia sambil senyum hangat pada sang putri. "Putri Daddy memang pintar," pujinya, membuat gadis kecilnya senyum lebar. "Daddy akan ke bawah untuk menemui Kakek dan Nen

"Ya, itu suamiku," jawab Gaia bangga sambil senyum songong pada si pembawa acara. Lagi-lagi si pembawa acara menatap Gaia secara teliti. Cantik dan penuh semangat. Sayang!! Masih muda tapi sudah … stress! "Hahaha … halu yah, Kak?" ujar si pembawa acara sambil tertawa kecil. Para penonton juga ikut tertawa, hal tersebut membuat Gaia benar-benar dongkol. 'Aku ingin semua orang tahu bawah kau milikku, Ailove.' Gaia teringat pada ucapan Kaysan saat Gaia protes kenapa ada nama Kaysan dalam namanya. Suaminya bilang agar semua orang kenal Gaia sebagai milik Kaysan. Tapi fakta dilapangan-- 'Bangke! Benar-benar bangke! Aku malah dikira halu berat.' batin Gaia sambil menatap dongkol ke arah pembawa acara. "Tapi tidak apa-apa, karena Kak Gaia menang maka kita dukung kehaluan Kak Gaia yah teman-teman. Khusus hari ini, kita anggap kalau Kak Gaia adalah istri dari Tuan Kaysan Dante Smith. Hahahaha …." Gaia semakin berang menatap sang pembawa acara. "Aku memang istrinya, Pak. Tany

"Bi-bilang pada Pak Liam supaya tak membuka buku-ku yah, Mas," ucap Gaia pelan. "Humm." Kaysan berdehem, segera keluar dari ruangan belajar anak-anaknya, bersama dengan sang istri. Setelah orang tuanya pergi, Nezha dan Naia lanjut belajar. Seperti biasa, Nezha selalu fokus belajar sedangkan Naia lain-lain. "Za, tadi Mommy menjulurkan lidah pada Aunty Violet. Mommy sangat lucu. Tapi … Mommy benar-benar tidak suka yah pada Aunty?" tanya Naia, membaringkan kepala di meja belajar sambil menatap kembarannya yang sedang fokus membaca. Mereka berdua masih TK–menuju SD, akan tetapi keduanya sudah mahir membaca dan sudah lancar menulis. Bedanya, Naia seperti anak TK pada umumnya, lebih suka buku berwarna, bermain, dan fokus pada hal-hal yang menyenangkan saja. Sedangkan Nezha, dia lebih suka membaca buku, belajar, bermain sekadarnya saja, dan cukup pendiam. "Humm." Nezha berdehem singkat. "Kalau Aunty memang jahat seperti dugaan Mommy, apa tujuannya, Za?" tanya Naia, kali ini

"Mommy sangat berani dan keren," ucap Naia, di mana saat ini dia, Nezha, dan mommynya berada di ruang belajar. Naia melanjutkan gambarannya dan Nezha lanjut bermain lego. "Iya dong, Mommy harus berani," ucap Gaia bangga, senyum lebar pada anak-anaknya, "sebagai anak-anakku, kalian berdua berdua juga harus berani." "Umm." Naia dan Nezha menganggukkan kepala secara antusias. "Umm, Mom," ucap Nezha tiba-tiba, menatap mommynya secara intens dan dengan sorot sayu. Seolah mengisyaratkan sesutau, "Za dan Yaya meminta maaf pada Mommy karena tidak mengerti perasaan Mommy." "Hah?" Gaia bengong, cukup kaget karena anak laki-lakinya meraih tangannya lalu menggenggamnya sambil mengucapkan permintaan maaf. "Dulu, Aunty Violet sangat baik pada Za dan Yaya. Oleh sebab itu Za dan Yaya menyukai Aunty, tapi bukan berarti kami tidak sayang pada Mommy. Sejak dulu sampai sekarang, Mommy selalu yang menjadi pertama untuk Za. Sekarang Za sangat dekat dengan Mommy dan Za tidak akan menyia-nyiakanny