“Langsung saja ke toko, aku tidak lapar,” kata Cahaya. Pertengkaran tadi telah membuat nafsu makannya hilang sudah. Dia tahu ayahnya sudah tidak lagi menyayanginya sejak lama, tapi dia tak pernah menyangka sang ayah akan menjegal kebahagiaannya demi anak tirinya, setidaknya itu yang terlihat di mata mereka. Dia sama sekali tidak tahu apa salahnya pada pasangan ibu dan anak itu, mereka sebelum ini tidak saling kenal. Kenapa mereka sangat bernafsu untuk menghancurkan kebahagiaannya. “Tapi aku lapar,” kata Ary tak terbantahkan, dia bahkan tak mau repot-repot membuka helmnya, tapi suaranya cukup jelas di telinga Cahaya. “Kalau begitu turunkan aku di sini, kamu bisa makan sendiri,” kata Cahaya kesal, bukan hanya pada Ary tapi juga pada keadaan yang megharuskannya berteriak untuk mengalahkan hiruk pikuk kendaraan pagi ini apalagi Ary menjalankan motornya meliuk-liuk seperti pembalap membuatnya harus memeluk laki-laki itu erat-erat. “Enak saja, kamu harus temani aku, kalau mau turun
Last Updated : 2025-08-14 Read more