Vanya melihat ke arah Kevin, wajahnya tampak datar seolah-olah tidak ada hal spesial yang terjadi. Pria itu mengambil tempat duduk di samping neneknya, berseberangan dengan dirinya, sekilas dia melihat ke arah Vanya dan tersenyum tipis.Tunggu sebentar?! Apa Vanya tidak salah melihat? Pria itu tersenyum? Hanya saja … rasanya … itu tidak mungkin.“Kakak ipar kamu kenapa?” suara adik Kevin membuyarkan pikirannya.“Ah?!”“Jangan terlalu gugup,” ucapnya, “Oh, iya, kenalkan namaku Selina. Adiknya Kevin Wicaksana yang paling cantik!” Dia berkata dengan tersenyum manis. “Namamu Vanya, kan?”“Selina, jaga sikapmu untuk tetap sopan,” tegur Dellia–nenek Kevin. “Jangan membuat orang lain tidak nyaman di pertemuan pertama kita.”“Iya, iya ….” Selina menjawab sambil meruncingkan bibirnya.Kemudian beberapa pelayan datang dengan membawa hidangan baru dan menyajikannya di atas meja.“Vanya, makanlah,” ucap Dellia sambil tersenyum pada Vanya. Sesaat Vanya tertegun, bahkan nenek Kevin bisa memperlakuk
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-10-06 อ่านเพิ่มเติม