Keesokan paginya, Aluna mencoba bersikap biasa. Ia memilih gaun sederhana berwarna biru muda, menata rambutnya dengan rapi, lalu turun ke ruang makan. Namun hatinya masih diliputi kegelisahan. Kata-kata Leonard semalam terngiang jelas, seolah baru saja diucapkan.Saat ia sampai di meja makan, Leonard sudah duduk di sana. Kali ini tanpa laptop, tanpa dokumen. Hanya segelas kopi hitam dan roti panggang di depannya.“Pagi,” sapa Aluna, mencoba menjaga suara tetap datar.Leonard mengangkat pandangannya, menatapnya sejenak sebelum bibirnya melengkung tipis. Senyum.Senyum yang jarang sekali terlihat dari lelaki itu.“Pagi,” jawabnya singkat.Aluna hampir kehilangan kata. Senyum itu sederhana, tapi cukup untuk membuat dadanya bergetar. Namun, yang lebih mengejutkan adalah tatapan Leonard ada sesuatu yang ia sembunyikan di balik ketenangan itu."Ada apa denganya?."batin Aluna.Hari itu, Leonard memutuskan untuk tidak ke kantor. Ia duduk lama di ruang kerja, sementara Aluna menata bunga di ru
Terakhir Diperbarui : 2025-10-02 Baca selengkapnya