Malam semakin larut, udara di daerah tempat mereka menginap di The Lodge Maribaya semakin dingin.Langit bersih tanpa kabut, bertabur bintang yang terlihat jelas dari balkon kayu villa mereka.Dari kejauhan, samar-samar terdengar suara serangga malam dan desir angin yang menggoyang ranting pinus.Arthur dan Rose duduk berdampingan di kursi kayu panjang, masih dengan selimut tipis yang tadi mereka bawa dari dalam.Di atas meja kecil di depan mereka, dua cangkir teh herbal mengepulkan uap, menebar aroma yang begitu menenangkan.Rose meniup tangannya pelan, lalu mengusapnya bergantian, berusaha menghalau rasa dingin.Hidungnya mulai memerah, dan pundaknya sedikit bergetar karena rasa dingin oleh hembusan angin malam.Arthur menoleh dan memperhatikan itu cukup lama tanpa berkata apa-apa. Tatapannya begitu lembut, seperti sedang menimbang sesuatu.Akhirnya ia menghela napas kecil, kemudian berujar pelan, “Dingin banget, ya?”Rose hanya mengangguk. “Iya, padahal udah pakai selimut juga.”A
Last Updated : 2025-11-10 Read more