Pagi menyapa hutan dengan cahaya pucat yang menembus sela-sela dedaunan. Udara lembap membuat setiap tarikan napas terasa berat. Kabut tipis masih menggantung, memberi suasana sunyi yang menegangkan.Ravika terbangun lebih dulu, tubuhnya masih terasa pegal setelah semalam tidur di atas tanah berlapis daun kering. Ia menoleh, melihat Arven masih terlelap bersandar pada batu, wajahnya tenang meski bajunya masih lembap. Di sisi lain, Darman sudah berdiri tegak dengan senjata siap, tatapannya menyapu ke segala arah.“Tidurlah sebentar, Darman. Kau juga butuh tenaga,” bisik Ravika.Darman menggeleng pelan. “Kalau aku lengah sedikit saja, Bayu bisa tiba-tiba muncul. Percayalah, dia licin. Kita harus lebih licin darinya.”Ravika menatap tajam, menyadari betapa dalamnya luka lama yang masih mengikat Darman pada Bayu. Ia ingin bertanya lebih jauh, tapi saat itu Arven bergerak, mengerjapkan mata lalu bangkit dengan wajah kusut.“Sudah pagi, Bu?” tanyanya, suaranya masih serak.Ravika tersenyum
最終更新日 : 2025-09-16 続きを読む