Malam turun cepat, seakan langit tahu ada rahasia kelam yang akan terbongkar. Udara lembap menempel di kulit ketika Ravika, Arven, dan Darman melangkah keluar kos. Jalanan sepi, hanya suara anjing menggonggong di kejauhan menemani langkah mereka. Darman memimpin di depan. Wajahnya tegang, tapi matanya tajam, penuh kewaspadaan. “Kita harus hati-hati. Kalau Bayu masih punya orang di sekitar sini, satu langkah salah bisa langsung terbaca.” Arven mengikuti dari belakang, membawa ransel kecil berisi senter, botol air, dan sebatang besi panjang yang ia temukan di kos. Ia belum terbiasa dengan dunia berbahaya ini, tapi semangatnya meluap. Sesekali, ia melirik Ravika yang berjalan di sampingnya. Wajah wanita itu pucat, tapi tatapannya penuh tekad. “Bu,” bisik Arven, “kalau Ibu nggak sanggup, kita bisa balik lagi. Saya yang—” Ravika langsung menghentikan langkahnya. Ia menatap Arven dalam-dalam, suaranya bergetar namun tegas. “Arven, aku sudah terlalu lama lari dari tempat itu. Kali ini… ak
最終更新日 : 2025-09-09 続きを読む