Pagi itu, dapur rumah keluarga Tari harum oleh aroma tumisan bawang putih. Matahari belum tinggi, tapi cahaya hangatnya telah menyusup lembut melalui kisi-kisi jendela, menari di permukaan meja makan. Ira, yang sudah datang sejak pagi untuk berkunjung, berdiri di depan wastafel, mencuci beberapa cangkir bekas sarapan. Tangannya sibuk, tapi pikirannya berbelit.Dari sudut meja, Tari duduk bersandar sambil mengaduk pelan semangkuk oatmeal. Wajahnya tampak santai, tapi matanya kosong, seperti sedang mendengarkan suara yang datang dari tempat lain.“Kamu nggak ada acara hari ini?” tanya Ira, mencoba terdengar ringan.“Aku kan pengacara, pengangguran tanpa acara. Radit sedang keluar kota, jadinya gak ada yang ngajak jalan hari ini,” jawab Tari tanpa menoleh.Ada jeda. Suara air mengalir dari keran, sendok beradu pelan dengan mangkuk.Ira menggigit bibir bawahnya. Jari-jarinya gemetar sedikit. A
Terakhir Diperbarui : 2025-09-03 Baca selengkapnya