“Apa?!”Rahul memegangi dada, suara napasnya terdengar berat dan sedikit meringis. Ia berdiri tak jauh dari mereka, didampingi seorang perawat pria.“Antar Bapak ke kamar lagi, Dek,” perintahnya pada perawat.Rahul berjalan meninggalkan mereka. Sebelum benar-benar masuk ruangan, ia berkata tanpa menoleh, “Kalian semua ke sini!”Laras dan Dirga saling pandang, sementara Ratih telah lebih dulu menghampiri suaminya.“Kita hadapi ini, Yang,” bisik Dirga, menyatukan jemari mereka. “Cepat atau lambat, Mamang harus tahu hubungan kita,” sambungnya dengan suara tegas.Hangat dan lembut merambat dari ujung jari ke seluruh tubuh Laras. Ia tak langsung menjawab, sebab terlalu takut dengan semuanya. Bagaimana jika respons Rahul lebih menyakitkan dari Ratih?“Ayo, jalan. Jangan bengong. Kita masuk,” ajak Dirga, membawa Laras untuk bertemu dengan paman dan bibinya. Sebagai pria dewasa, tentu ia tahu ini konsekuensi yang akan diterima sebelum mendapat restu. Sisi egonya juga meraung. Kalau Rama bisa
Terakhir Diperbarui : 2025-10-12 Baca selengkapnya