Suara benturan logam dan tubuh yang saling menghantam terus bergema di dalam gudang tua itu. Arkana terengah, keringat bercampur darah mengalir di wajahnya, tapi matanya tak pernah lepas dari sosok ayahnya—Tuan Dirgantara.Nafas berat keduanya terdengar seperti dentuman guntur di tengah malam yang sunyi.“Aku tidak akan berhenti, Tuan Dirgantara,” suara Arkana serak namun penuh tekad. “Kau bukan ayah bagiku. Kau hanya monster yang tega mengorbankan semua orang demi kuasa.”Tuan Dirgantara menyeringai, meski ada sedikit goyah dalam tatapannya. “Monster? Kalau begitu, kau adalah darah dari monster itu. Kau bisa menolak sesukamu, Arkana, tapi cepat atau lambat… kau akan jadi sepertiku.”Arkana mendengus, lalu melesat kembali, tinjunya mendarat telak di rahang Tuan Dirgantara hingga pria tua itu terhuyung. Namun sebelum Arkana bisa melanjutkan serangan, sebuah suara dingin menusuk telinga semua orang.“Cukup.”Itu suara Dira. Ia melangkah maju, bibirnya melengkung dengan senyum penuh mist
Last Updated : 2025-10-03 Read more