Altaf mengusap kasar wajahnya. Frustrasi dengan masalah keluarga, pun dengan pernikahan yang tengah ada di depan mata. Bahkan setelah Cinta mengatakan lokasi Kiano sudah ditemukan, hatinya belum juga bisa tenang.“Sebenarnya …” Ranu menatap bingung pada Cinta dan Altaf, bergantian, “ada apa dengan papa kalian?”“Pak Kiano,” ralat Cinta sudah enggan menyebut pria itu dengan kata papa. “Dia papanya Altaf,” bibirnya mengerucut pada sang kakak, “Dan Altaf itu, anak kesayangannya pak Kiano.”Ranu tersenyum hambar setelah mendengar respons Cinta. Saat melihat Bias berjalan ke arah mereka dengan tergesa, ia pun segera berpindah duduk di samping Altaf.“Aku nggak lama, kan?” ujar Bias sambil duduk di samping Cinta, tanpa menyapa Altaf dan Ranu. Hanya melihat mereka saja.“Sudah kubilang, aku nggak papa.” Cinta berdecak kecil karena Bias terlalu mengkhawatirkannya. “Di sini aman, nggak bakal kenapa-napa.”“Terus, kita biarkan dia ada di sana?” tanya Altaf bersandar pasrah pada sofa.“Selama ada
Last Updated : 2025-11-03 Read more