Begitu Dirga melepaskan pelukannya, pandangannya langsung tertuju ke arah Nadine. Alisnya sedikit terangkat, sorot matanya penuh perhatian.“Ada apa?” tanyanya lembut.Nadine menelan ludah, lalu melirik sekilas ke arah meja kecil di samping ranjang. “Bu-buburnya keburu dingin, Ga,” ucapnya sedikit gugup, berusaha mengalihkan perhatian.Dirga mengikuti arah pandang Nadine. Ia menoleh ke bubur yang tergeletak di atas meja kecil, lalu menghela napas pendek sambil menggeleng pelan. “Sorry, Nad,” ujarnya menyesal. “Aku lupa.”Saat Dirga menjauh selangkah darinya, barulah Nadine bisa menghela napas lega. Debaran aneh di dadanya yang sempat muncul beberapa saat lalu perlahan mereda, seolah jarak kecil itu cukup untuk mengembalikan ketenangannya.Dirga menarik kursi dan mendekatkannya ke ranjang. Dengan gerakan sigap, ia meraih mangkuk bubur dan sendoknya. “Ayo,” ucapnya santai, “aku suapin.”Nadine tersentak kecil. Dengan refleks, ia mengangkat tangan menolak. “Aku bisa sendiri kok,” katanya
Last Updated : 2025-12-29 Read more