“Maksudnya bagaimana ya, Pak? Mohon jelaskan biar aku paham.” Tersenyum sinis, Azka menatap wajah perempuan di depannya. Hanya manusia munafik yang masih berpura-pura bodoh di saat sudah tahu semuanya. “Kamu masih tak mau mengaku, Friska? Apa ingin masalah ini di selesaikan lewat jalur hukum?” Seketika Friska mengangkat kepala. Wajahnya pucat pasi, nyaris tak ada darah yang mengalir di sana, bahkan tubuhnya bergetar ketakutan. “Jangan. Aku mengaku salah. Aku yang memakai uang itu. Kemarin aku benar-benar .... “ “Aku tak butuh alasan apa pun!” sentak Azka sebelum Friska menyelesaikan kalimat. Sejak pertama bekerja di perusahaan itu, ini kali pertama Friska melihat atasannya sangat marah. Dia kembali menundukkan pandangan sambil menggigit bibir bawah. “Aku memberi kamu waktu tiga bukan untuk mengembalikan semuanya. Jika tidak, aku akan menuntutmu,” tekan Azka. Perempuan itu gelagapan. Dia bingung harus dengan apa mengembalikan, padahal semua uang sudah habis terpakai. Namun, dia
Last Updated : 2025-10-04 Read more